NEW DELHI. Menteri Keuangan India Pranab Mukherjee sangat optimistis akan perekonomian India. Dia memprediksi, investor asing bakal terus membidik Negeri Taj Mahal itu sebagai salah satu target investasi. "Dalam jangka pendek, sangat beralasan jika saya memprediksi kalau perekonomian akan kembali tumbuh besar dengan tingkat rata-rata 9% seperti sebelum krisis memperlambat ekonomi. Saat ini, kita berada dalam posisi pertumbuhan ekonomi yang cukup pesat," jelas Mukherjee dalam India Economic Summit di New Delhi, kemarin. Sebelumnya, pemerintahan Perdana Menteri Manmohan Sing mengungkapkan, India membutuhkan dana investasi senilai US$ 1 triliun di sektor infrastruktur. Hal itu juga meliputi pembangunan jalan dan pelabuhan dalam kurun waktu 2011 dan 2017. Angka tersebut naik dua kali lipat dibanding prediksi lima tahun sebelumnya. Sebagai perbandingan saja, sektor infrastruktur China telah menelan dana nyaris sebesar US$ 5 triliun, atau empat kali lipat, setelah sebelumnya mendongkrak anggaran belanja publik. "Sektor infrastruktur masih menjadi tantangan utama bagi India. China berhasil melakukan investasi di sektor ini secara besar-besaran dan India harus mencari tahu bagaimana caranya," jelas Peter Gartenberg, presidet of the India unit SAP AG. Catatan saja, berdasarkan data CLSA Asia Pacific Markets, anggaran untuk infrastruktur India menyumbang 4% dari total nilai Produk Domestik Bruto (PDB). Sedangkan China besaran anggaran infrastrukturnya mencapai 9% dari PDB.
India optimistis bisa pertahankan pertumbuhan tinggi
NEW DELHI. Menteri Keuangan India Pranab Mukherjee sangat optimistis akan perekonomian India. Dia memprediksi, investor asing bakal terus membidik Negeri Taj Mahal itu sebagai salah satu target investasi. "Dalam jangka pendek, sangat beralasan jika saya memprediksi kalau perekonomian akan kembali tumbuh besar dengan tingkat rata-rata 9% seperti sebelum krisis memperlambat ekonomi. Saat ini, kita berada dalam posisi pertumbuhan ekonomi yang cukup pesat," jelas Mukherjee dalam India Economic Summit di New Delhi, kemarin. Sebelumnya, pemerintahan Perdana Menteri Manmohan Sing mengungkapkan, India membutuhkan dana investasi senilai US$ 1 triliun di sektor infrastruktur. Hal itu juga meliputi pembangunan jalan dan pelabuhan dalam kurun waktu 2011 dan 2017. Angka tersebut naik dua kali lipat dibanding prediksi lima tahun sebelumnya. Sebagai perbandingan saja, sektor infrastruktur China telah menelan dana nyaris sebesar US$ 5 triliun, atau empat kali lipat, setelah sebelumnya mendongkrak anggaran belanja publik. "Sektor infrastruktur masih menjadi tantangan utama bagi India. China berhasil melakukan investasi di sektor ini secara besar-besaran dan India harus mencari tahu bagaimana caranya," jelas Peter Gartenberg, presidet of the India unit SAP AG. Catatan saja, berdasarkan data CLSA Asia Pacific Markets, anggaran untuk infrastruktur India menyumbang 4% dari total nilai Produk Domestik Bruto (PDB). Sedangkan China besaran anggaran infrastrukturnya mencapai 9% dari PDB.