Indika Energy dan Foxconn Gaet Mitra Bisnis dari Thailand untuk Produksi Baterai EV



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Indika Energy dan Foxconn yang bermitra untuk membuat kendaraan listrik di Indonesia sedang mempertimbangkan untuk membawa perusahaan Thailand sebagai mitra ketiga.

Arsjad Rasjid, Presiden Direktur Indika, menolak menyebutkan nama perusahaan Thailand atau target penyelesaian kemitraan karena negosiasi yang sedang berlangsung, tetapi mengatakan dapat berinvestasi dalam produksi baterai EV atau EV.

"Kita tahu benteng otomotif terkuat di ASEAN adalah Indonesia dan Thailand.. daripada bersaing, kenapa kita tidak saling melengkapi," katanya dalam wawancara video dengan Reuters saat menghadiri pertemuan para pemimpin G20.


Baca Juga: Sederet Strategi Indika Energy (INDY) Ciptakan Ekosistem Bisnis Kendaraan Listrik

Pada bulan September, Indika dan Foxconn meluncurkan usaha patungan senilai US$ 2 miliar untuk membuat EV, baterai, dan penyimpanan energi di Indonesia.

Arsjad mengatakan usaha tersebut kemungkinan akan fokus pada pembuatan bus listrik dalam produksi awal dan kemudian dapat bergerak untuk membuat truk listrik. Foxconn, produsen iPhone, juga memiliki usaha patungan senilai US$ 1 miliar dengan grup energi Thailand PTT untuk memproduksi EV baterai.

Foxconn tidak segera menanggapi permintaan komentar melalui email.

Indika baru-baru ini mengakuisisi perusahaan logam lokal PT Perkasa Investama Mineral, yang memiliki bisnis penambangan bauksit, untuk mengamankan bahan untuk produksi baterai, kata Arsjad, seraya menambahkan bahwa pihaknya sedang mencari untuk membeli tambang bauksit atau nikel lainnya.

Baca Juga: Indika Energy (INDY) Lanjutkan Ekspansi Bisnis Kendaraan Listrik

Seperti banyak perusahaan energi lainnya, Indika ingin mendiversifikasi bisnisnya untuk mengurangi paparan batubara - bahan bakar fosil yang paling berpolusi - untuk mencapai target netralitas karbon pada tahun 2050.

Arsjad, yang memimpin pertemuan eksekutif bisnis B20 dari ekonomi G20, mengatakan bisnis telah merekomendasikan inisiatif kepada para pemimpin untuk mempercepat transisi energi dunia ke energi terbarukan, termasuk cara-cara untuk menyeimbangkan langkah-langkah jangka pendek dan jangka panjang untuk mempercepat fase-down batubara.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Handoyo .