KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Indika Energy Tbk (
INDY) kian serius mengembangkan lini bisnis yang berkaitan dengan ekosistem kendaraan listrik. Head of Corporate Communication PT Indika Energy Tbk (INDY) Ricky Fernando menjelaskan, upaya ini sejalan dengan strategi perusahaan untuk melakukan diversifikasi bisnis. Adapun, diversifikasi bisnis yang dilakukan menyasar pada sektor rendah karbon. Indika pun menargetkan dapat mencapai netral karbon pada 2050 mendatang.
"Terkait bisnis ekosistem kendaraan listrik, fokus kami meliputi beberapa hal termasuk
energy storage system (ESS),
battery exchange atau
swap station, baterai daur ulang, serta penelitian dan pengembangan (R&D) di bidang baterai elektrik dan kendaraan listrik," kata Ricky kepada Kontan.co.id, Kamis (9/6). Ricky menjelaskan, pada tahun lalu Indika telah mendirikan anak usaha yakni PT Electra Mobilitas Indonesia (EMI) yang berfokus pada akselerasi industri otor listrik nasional dan ekosistemnya.
Baca Juga: Indika Energy (INDY) Akan Buyback Obligasi Senilai US$ 250 Juta Selain itu, pada Mei 2022 lalu, Indika bekerjasama dengan Alpha JWC Ventures dan Horizons Ventures mendirikan Ilectra Motor Group (IMG) sebagai induk usaha bisnis kendaraan listrik roda dua. "IMG berencana meluncurkan kendaraan listrik roda dua pertamanya pada akhir tahun ini," ungkap Ricky. Untuk sektor baterai listrik, Indika telah menandatangani nota kesepahaman dengan PT Industri Baterai Indonesia (IBC), Foxconn, dan Gogoro pada Januari lalu. Ricky tak menampik, pada saat ini pihaknya dalam proses menjajaki investasi yang lebih luas dan potensial. Menurutnya, untuk pengembangan baterai listrik, perusahaan bakal mengeksplorasi pembuatan baterai listrik secara komprehensif meliputi sel baterai, modul baterai dan produk baterai. Ricky menjelaskan, Indonesia merupakan pasar yang potensial untuk pengembangan kendaraan listrik roda dua.
Baca Juga: India Krisis Listrik, Ini Deretan Emiten yang Ekspor Batubara ke India Apalagi, Indonesia tercatat sebagai negara tertinggi kedua di dunia dengan tingkat penetrasi kepemilikan kendaraan roda dua mencapai 42%. "Pasar kendaraan listrik roda dua diproyeksikan akan tumbuh dengan cepat karena biaya operasional yang lebih rendah, serta dukungan peran aktif pemerintah dalam mendorong pengembangan energi baru dan terbarukan," pungkas Ricky. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Herlina Kartika Dewi