Indika Energy (INDY) melanjutkan diversifikasi usaha non-batubara



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Di tengah merosotnya harga batubara, kinerja PT Indika Energy Tbk (INDY) masih mampu mencatat laba. Meski demikian, INDY harus merelakan labanya anjlok akibat tertekan harga batubara.

Tertekannya harga batubara membuat INDY terus melihat peluang pertumbuhan dan kesempatan usaha baik secara organik maupun anorganik, termasuk di luar sektor batubara. "Dengan tetap mempertahankan keunggulan dan kompetensi utama perusahaan di bidang energi dan pertambangan," ujar Leonardus Herwindo, Head of Corporate Communications INDY, Selasa (13/8).

Baca Juga: Harga batubara anjlok, Indika Energy (INDY) tak turunkan target produksi


Adapun tujuan pengembangan bisnis ini agar secara jangka panjang dapat memberikan nilai tambah yang optimal dan berkelanjutan untuk seluruh pemangku kepentingan. Diversifikasi usaha ini telah dilakukan INDY sejak tahun lalu, yakni di bidang jasa konsultasi hingga pertambangan emas.

Pada April 2018, INDY membangun fuel storage di Kariangau, Kalimantan Timur. Anak perusahaan INDY yakni PT Kariangau Gapura Terminal Energi (KGTE) memiliki dan mengoperasikan terminal ini guna melakukan aktivitas penyimpanan dan pengiriman bahan bakar. "Kami targetkan pembangunan fuel storage ini akan rampung pada semester kedua tahun 2020," sambung Leonardus.

Baca Juga: Ternyata, Lo Kheng Hong Pilih Membeli Saham di Sektor yang Tengah Terpuruk

Berlanjut ke September 2018, INDY mendirikan Indika Digital Teknologi (IDT), yakni penyedia jasa konsultasi manajemen dan informasi, komunikasi dan teknologi, dan jasa konsultasi fasilitas komputer.

Dua anak perusahaan di bawah IDT adalah PT Xapiens Technology Indonesia dan PT Zebra Cross Teknologi (ZebraX). Xapiens sebagai penyedia layanan informasi, komunikasi, dan teknologi termasuk IT user support, enterprise IT dan IT business consulting. Sementara ZebraX akan mengeksplor teknologi 4.0 nya melalui otomasi dan analisis data.

Terakhir, pada Desember 2018 melalui Indika Mineral Investindo (IMI), INDY berinvestasi di sektor pertambangan emas bekerjasama dengan Nusantara Resources Limited. "Kami memiliki porsi kepemilikan sebesar 19,9% di Proyek Emas Awak Mas di Sulawesi Selatan," ujar Leonardus.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati