KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Emiten batubara, PT Indika Energy Tbk (
INDY) terus memacu diversifikasi bisnis. Bisnis non-batubara telah berkontribusi hampir 14% terhadap pendapatan Perusahaan di tahun 2023. Head of Corporate Communications Indika Energy, Ricky Fernando mengatakan, diversifikasi bisnis Indika Energy ke sektor non-batubara berjalan baik. INDY fokus mengakselerasi pengembangan di bisnis non-batubara termasuk kendaraan listrik, tenaga surya, dan nature-based solutions (solusi berbasis alam). "Bisnis non-batubara berkontribusi hampir 14% terhadap pendapatan perusahaan di tahun 2023," kata Ricky kepada Kontan, Sabtu (6/7).
Ricky menjelaskan, di sektor kendaraan listrik, anak usaha INDY yaitu ALVA telah mengeluarkan tiga jenis motor listrik akan segera meluncurkan produk motor listrik terbarunya dalam waktu dekat.
Baca Juga: Cek Rekomendasi Saham dari Emiten yang Gelar Akuisisi di Semester I-2024 Di tahun lalu INDY juga mendirikan PT Kalista Nusa Armada, yang merupakan perusahaan fleet-as-a-service (FaaS) dan penyedia layanan penyewaan kendaraan listrik roda dua dan roda empat. Di bidang tenaga surya, Indika Energy tergabung dalam konsorsium memenangkan tender kerjasama Pembangunan Pembangkit listrik Tenaga Surya (PLTS) hybrid dengan baterai untuk Program De-dieselisasi PLN Tahap 1 dengan total kapasitas Pembangkit 102 MWp dan baterai penyimpan daya 252 MWh di Sulawesi, Papua dan Nusa Tenggara. "Anak usaha kami di bidang tenaga surya, Empat Mitra Indika Tenaga Surya (EMITS), telah meraih kontrak pemasangan sebesar 60 MWp dan memilki target sebesar 500 MWp di tahun 2025," ujar Ricky. PT Kideco Jaya Agung, anak usaha INDY pun terus mengebut proyek gasifikasi batubara dengan menganggarkan belanja modal alias capital expenditure (capex) sebesar US$ 257,4 juta. Ricky Fernando menuturkan, Kideco telah mengajukan rencana pengembangan batubara sebagai syarat perpanjangan izin dari PKP2B menjadi IUPK dan telah mendapat persetujuan Rencana Pengembangan Batubara PT Kideco Jaya Agung melalui teknologi UCG pada bulan Januari 2022.
Baca Juga: Menutup Pekan Terakhir di Bulan Juni, Simak Rekomendasi Saham Hari Ini Ia menjelaskan, product value added yang dihasilkan berupa listrik PLTMG yang direncanakan beroperasi pada 2029 dan memiliki daya 6 MW.
Selain PLTMG, produk lain yaitu Ammonia urea yang direncanakan mulai beroperasi tahun 2031 dengan 100.000 ton ammonia per tahun atau 172.000 ton urea per tahun. "Proses yang saat ini dilakukan kideco untuk mencapai target realisasi UCG di tahun 2029 dan 2031 adalah perizinan lingkungan yang sekearang masih dalam tahap penyusunan," kata Ricky. Catatan Kontan, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) telah merestui proyek hilirisasi batubara PT Kideco Jaya Agung. Anak usaha INDY akan memilki kapasitas produk peningkatan nilai tambah (PNT) sebesar 100.000 ton per tahun untuk amonia dan 172.000 ton per tahun untuk urea. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Herlina Kartika Dewi