Indika Energy (INDY) Yakin 2 Sektor Bisnis Ini Bakal Topang Pendapatan



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Indika Energy (INDY) masih menunggu operasi resmi dari tambang emas Awak Mas yang dikendalikan oleh anak usaha mereka, PT Masmindo Dwi Area (MDA) pada 2026 mendatang. Proyek yang berlokasi di Kabupaten Luwu, Sulawesi Selatan (Sulsel) ini adalah salah satu langkah diversifikasi INDY dari bisnis batu bara mereka, yaitu di sektor pertambangan mineral. Vice President Director dan Group CEO PT Indika Energy Tbk (INDY) Azis Armand mengatakan bisnis di sektor tambang emas ini nantinya akan menjadi skala bisnis terbesar yang dimiliki perseroan.

Baca Juga: Indika Energy (INDY) Geser Target 50% Pendapatan dari Sektor Non Batubara Tahun 2028 "Kalau skala, kalau kita dua ini, yaitu tambang emas dan infrastruktur atau energy infrastruktur yaitu logistik port," ungkap Azis dalam acara Public Expose yang dilaksanakan di Jakarta, Rabu (20/11). Meski begitu, jika mengukur untuk saat ini, pendapatan terbesar perseroan masih berasal dari bisnis batu bara yang dikelola anak usahanya, PT Kideco Jaya Agung. Per-sembilan bulan tahun ini, Kideco telah menyumbang US$ 1.404,9 juta atau 77% dari pendapatan keseluruhan perseroan. "PT Kideco mungkin US$ 1,7 miliar revenue-nya (sampai akhir tahun), memang itu size-nya besar sekali," kata Azis. Sambil menunggu tambang emas, Azis bilang perseroan saat ini tengah berada dalam transisi untuk menyukseskan target 50% pendapatan dari non-batubara. "Tambang emas tidak bisa dipercepat, harus melalui masa konstruksi. Harapan kami (pendapatan) dari logistik, kemudian di Tripatra, ini pun kami harap revenue-nya diharap mampu mengisi gap sebelum 2026," katanya. Untuk diketahui, INDY memiliki pendapatan dari sektor logistiknya yaitu Interport Mandiri Utama (IMU) dan sektor manajemen proyek Engineering, Procurement, and Construction (EPC) yaitu PT Tripatra Engineers and Constructors.

 
INDY Chart by TradingView

"Saya punya keyakinan bahwa Tripatra dan energy infrastruktur untuk menjadi penopang 1-2 tahun mendatang sebelum 2026," tambah Azis. Sebagai tambahan informasi, tambang emas Awak Mas saat ini telah masuk dalam tahap pengembangan, termasuk pembebasan lahan seluas 1,400 ha serta konstruksi secara bertahap. Dengan catatan investasi yang telah dikeluarkan hingga September 2024 adalah sebesar US$ 238,9 juta. Sementara, perkiraan total investasi yaitu sebesar US$ 429 juta hingga tahun 2026 mendatang. 

Selanjutnya: 4 Tanda Harus Ganti Skincare, Salah Satunya Jenis Kulit Berubah

Menarik Dibaca: 4 Tanda Harus Ganti Skincare, Salah Satunya Jenis Kulit Berubah

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Handoyo .