Indika incar proyek listrik US$ 1,2 miliar



JAKARTA. PT Indika Energy Tbk (INDY) memutar cara untuk mendongkrak pendapatannya dalam jangka panjang. Di tengah kelesuan harga batubara, INDY mengincar proyek 1.000 megawatt sebagai pihak swasta pemasok listrik atau Independen Power Producer (IPP).

Mega proyek ini merupakan salah satu upaya INDY untuk memanfaatkan peluang dari ekspansi pemerintah memenuhi kebutuhan listrik 35.000 MW. "Dengan kapasitas tersebut nilai investasinya bisa berkisar US$ 1,2 miliar. Tapi itu kapasitas minimal yang kami bidik," ujar Wishnu Wardhana, Direktur Utama INDY, di Jakarta, Senin (27/1).

Tentu saja, proyek dengan nilai investasi jumbo itu tidak akan dikerjakan oleh INDY sendirian. Perusahaan kemungkinan akan melakukan penjajakan dengan beberapa partner strategis. Di situ, INDY hanya akan mengambil porsi sekitar 20%-30% saja. Meski masih dalam tahap kajian, INDY sudah melakukan diskusi serius dengan beberapa partner asing, seperti dari Jepang. 


Wishnu juga bilang, proyek ini kemungkinan akan dibangun di Jawa, mengingat kebutuhan listrik di Pulau Jawa masih sangat besar. Sumber energi itu bisa berasal dari geothermal atau energi terbarukan lainnya. "Kami ingin membangun IPP dengan energi terbarukan. Kajiannya sudah dimulai tahun ini," ujar Wishnu.

Di bisnis pembangkit listrik, INDY melalui entitas anak PT Indika Power Investments Pte Ltd Singapore (IPI) dan PT Indika Infrastruktur Investindo (III) memiliki 19,99% saham di PT Cirebon Electric Power. Dengan proyek baru ini, INDY berharap bisa mendapatkan fasilitas pendanaan dalam jangka panjang.

Proyek pembangkit listrik menjadi pemulih dahaga INDY yang masih tersandera lesunya pasar batubara. Di luar proyek tersebut, INDY memang memperketat efisiensi. Perseroan akan memangkas beban dengan menahan ekspansi bisnis di bidang batubara. 

Wakil Direktur Utama INDY, Arsjad Rasjid mengatakan, INDY akan memangkas belanja modal atau capital expenditure (capex) tahun ini. "Belanja modal sepertinya di bawah US$ 100 juta," kata dia. 

Mayoritas dana belanja modal akan dialokasikan untuk mendorong produksi dan maintanance. Tahun 2014 lalu, INDY menganggarkan belanja modal senilai US$ 113,5 juta.

Pada perdagangan Selasa (27/1), saham INDY ditutup naik 1,44% ke level Rp 494 per saham.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Sanny Cicilia