NEW YORK. Rilis indikator ekonomi Amerika Serikat (AS) yang lebih bagus dari perkiraan, berhasil menopang pergerakan bursa Wall Street. Saham-saham perbankan juga melesat setelah investor kembali masuk pasca penurunan yang tajam.Indeks Standard & Poor's memperpanjang reli pekan ini setelah ditutup naik 1,3% ke 1.177,60, pada pukul 4 sore di New York. Sementara, indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA) juga menguat 1,3% ke posisi 11.320,71.Pasar saham menguat setelah AS melaporkan pesanan barang tahan lama (durable goods), juga harga rumah melebihi prediksi pasar. Durable goods pada Juli lalu naik dua kali lipat dari yang diprediksi ekonom. Angka ekonomi ini sangat kontras dengan data klaim pengangguran, kepercayaan konsumen, dan manufaktur yang dirilis sebelumnya di bulan ini. Akibatnya, pasar mempersepsi, AS sepertinya siap menghadapi resesi.Saham sektor properti seperti D.R. Horton Inc. melejit 5,7%, dan saham pembangun properti mewah terbesar di AS, Toll Brothers Inc. juga menanjak 4,6%. Selain itu, saham sektor keuangan memimpin kenaikan di antara 10 sektor yang diperdagangkan di S&P 500, sebab investor mulai masuk setelah harganya turun tajam. Bank of America Corp. melonjak 11%, JPMorgan Chase & Co. reli 3%, dan Citigroup Inc. naik 4,1%.Kepala investasi dari unit private banking KeyCorp Bruce McCain menyebut investor merasa lebih baik setiap kali ada data ekonomi yang bagus di tengah kondisi negatif. "Saat ini, ada begitu banyak pesimisme, sehingga jika ada berita yang positif akan membangkitkan kepercayaan investor, dan itu bagus untuk pasar," ujarnya hari ini, di Cleveland. Di sisi lain, pasar masih menunggu pidato Ketua Federal Reserve Ben S. Bernanke di Jackson Hole, Wyoming, pada 26 Agustus. Tahun lalu di sana, Bernanke mengisyaratkan pengucuran stimulus tahap kedua untuk pembelian obligasi AS. Kepala strategi investasi UBS Wealth Management Americas Mike Ryan menilai, pasar masih sangat fluktuatif. "Ada ruang kekecewaaan bagi mereka yang masih menunggu katalis The Fed pada Jumat ini," sebutnya, di New York Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Indikator ekonomi membaik, Dow Jones dan S&P 500 melejit 1,3%
NEW YORK. Rilis indikator ekonomi Amerika Serikat (AS) yang lebih bagus dari perkiraan, berhasil menopang pergerakan bursa Wall Street. Saham-saham perbankan juga melesat setelah investor kembali masuk pasca penurunan yang tajam.Indeks Standard & Poor's memperpanjang reli pekan ini setelah ditutup naik 1,3% ke 1.177,60, pada pukul 4 sore di New York. Sementara, indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA) juga menguat 1,3% ke posisi 11.320,71.Pasar saham menguat setelah AS melaporkan pesanan barang tahan lama (durable goods), juga harga rumah melebihi prediksi pasar. Durable goods pada Juli lalu naik dua kali lipat dari yang diprediksi ekonom. Angka ekonomi ini sangat kontras dengan data klaim pengangguran, kepercayaan konsumen, dan manufaktur yang dirilis sebelumnya di bulan ini. Akibatnya, pasar mempersepsi, AS sepertinya siap menghadapi resesi.Saham sektor properti seperti D.R. Horton Inc. melejit 5,7%, dan saham pembangun properti mewah terbesar di AS, Toll Brothers Inc. juga menanjak 4,6%. Selain itu, saham sektor keuangan memimpin kenaikan di antara 10 sektor yang diperdagangkan di S&P 500, sebab investor mulai masuk setelah harganya turun tajam. Bank of America Corp. melonjak 11%, JPMorgan Chase & Co. reli 3%, dan Citigroup Inc. naik 4,1%.Kepala investasi dari unit private banking KeyCorp Bruce McCain menyebut investor merasa lebih baik setiap kali ada data ekonomi yang bagus di tengah kondisi negatif. "Saat ini, ada begitu banyak pesimisme, sehingga jika ada berita yang positif akan membangkitkan kepercayaan investor, dan itu bagus untuk pasar," ujarnya hari ini, di Cleveland. Di sisi lain, pasar masih menunggu pidato Ketua Federal Reserve Ben S. Bernanke di Jackson Hole, Wyoming, pada 26 Agustus. Tahun lalu di sana, Bernanke mengisyaratkan pengucuran stimulus tahap kedua untuk pembelian obligasi AS. Kepala strategi investasi UBS Wealth Management Americas Mike Ryan menilai, pasar masih sangat fluktuatif. "Ada ruang kekecewaaan bagi mereka yang masih menunggu katalis The Fed pada Jumat ini," sebutnya, di New York Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News