KUALA LUMPUR. Harga minyak sawit mentah atau crude palm oil (CPO) tumbang untuk pertama kali dalam tiga hari terakhir. Koreksi ini terpicu kekhawatiran melambatnya pertumbuhan ekonomi di Amerika Serikat yang merupakan negara dengan perekonomian terbesar di dunia. Hal ini memungkinkan terpangkasnya permintaan komoditas.Kontrak CPO untuk pengiriman Agustus di Malaysia Derivatives Exchange turun 0,4% ke level RM 3.409 atau setara US$ 1.136 per metrik ton, dan mengakhiri sesi perdagangan pagi di Kuala Lumpur pada posisi RM 3.415 per metrik ton.Indikator ekonomi AS berupa data manufaktur, pasar tenaga kerja dan indeks kepercayaan konsumen yang dirilis melemah pada pekan lalu, mendorong spekulasi Federal Reserves bakal menahan suku bunga di dekat nol untuk mengamankan ekonominya. Tingkat pengangguran tercatat naik dari 9% menjadi 9,1% pada bulan lalu.Ker Chung Yang, analis Phillip Futures Pte. menyebut, laporan tersebut menunjukkan beberapa sentimen yang melemahkan pemulihan ekonomi global. "Ini akan menimbulkan sentimen lemah di pasar komoditas, terutama minyak sawit yang sangat terkait dengan pertumbuhan ekonomi dunia karena digunakan sebagai bahan minyak goreng dan biofuel," sebutnya.Sementara, Kepala perdagangan LT Futures International Sdn. Chandran Sinnasamy memperkirakan, produksi minyak sawit di Malaysia pada Mei lalu mungkin akan melebihi ekspektasi pasar, dan bisa menekan harga. Dewan Minyak Sawit Malaysia dijadwalkan merilis data produksi, persediaan, dan ekspor untuk bulan Mei, pada 10 Juni mendatang.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Indikator pertumbuhan ekonomi AS melemah, CPO tumbang 0,4%
KUALA LUMPUR. Harga minyak sawit mentah atau crude palm oil (CPO) tumbang untuk pertama kali dalam tiga hari terakhir. Koreksi ini terpicu kekhawatiran melambatnya pertumbuhan ekonomi di Amerika Serikat yang merupakan negara dengan perekonomian terbesar di dunia. Hal ini memungkinkan terpangkasnya permintaan komoditas.Kontrak CPO untuk pengiriman Agustus di Malaysia Derivatives Exchange turun 0,4% ke level RM 3.409 atau setara US$ 1.136 per metrik ton, dan mengakhiri sesi perdagangan pagi di Kuala Lumpur pada posisi RM 3.415 per metrik ton.Indikator ekonomi AS berupa data manufaktur, pasar tenaga kerja dan indeks kepercayaan konsumen yang dirilis melemah pada pekan lalu, mendorong spekulasi Federal Reserves bakal menahan suku bunga di dekat nol untuk mengamankan ekonominya. Tingkat pengangguran tercatat naik dari 9% menjadi 9,1% pada bulan lalu.Ker Chung Yang, analis Phillip Futures Pte. menyebut, laporan tersebut menunjukkan beberapa sentimen yang melemahkan pemulihan ekonomi global. "Ini akan menimbulkan sentimen lemah di pasar komoditas, terutama minyak sawit yang sangat terkait dengan pertumbuhan ekonomi dunia karena digunakan sebagai bahan minyak goreng dan biofuel," sebutnya.Sementara, Kepala perdagangan LT Futures International Sdn. Chandran Sinnasamy memperkirakan, produksi minyak sawit di Malaysia pada Mei lalu mungkin akan melebihi ekspektasi pasar, dan bisa menekan harga. Dewan Minyak Sawit Malaysia dijadwalkan merilis data produksi, persediaan, dan ekspor untuk bulan Mei, pada 10 Juni mendatang.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News