Indikator teknikal, harga emas dalam tren bearish



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kilau Emas tampaknya mulai memudar. Harga komoditas logam mulia ini terus melorot hingga menyentuh posisi terendah sepanjang tahun ini.

Mengutip Bloomberg, Kamis (21/6) pukul 17.45 WIB, harga emas kontrak pengiriman Agustus 2018 di Commodity Exchange turun 0,74% ke level US$ 1.265,10 per ons troi. Ini merupakan posisi harga terendah emas sepanjang tahun ini, bahkan sejak Desember 2017.

Dari sisi teknikal, harga emas juga diprediksi bertahan pada kondisi bearish. Hal ini seiring dengan memudarnya konflik geopolitik maupun tensi perang dagang, serta tingginya ekspektasi pelaku pasar terhadap kenaikan suku bunga The Federal Reserve hingga akhir tahun.


Analis Global Kapital Investama Berjangka Alwy Assegaf menjelaskan, saat ini tren pelemahan harga emas dapat terlihat dari harga yang masih bergerak di bawah garis moving average (MA) 10 maupun 50. Begitupun dengan indikator MACD yang masih di area negatif dan belum menunjukkan sinyal divergen. Sementara, RSI juga masih negatif di level 26.

"Indikator tersebut menegaskan tren harga emas yang masih bearish dalam jangka pendek hingga menengah," ujar Alwy, Kamis (21/6).

Kendati demikian, Alwy tak menampik adanya potensi rebound pada harga emas mengingat kondisinya yang mulai jenuh jual. hal tersebut didukung oleh indikator stochastic yang telah memasuki area oversold di level 5 dan 7.

Analis Finex Berjangka Nanang Wahyudi sepakat, harga emas berpotensi berbalik menguat, lantaran telah tertekan selama dua pekan terakhir. Namun, penguatan harga nantinya kemungkinan besar bersifat teknikal semata dan tak akan terlalu signifikan.

Alwy menilai, tren harga emas belum dapat dikatakan bullish sebelum berhasil menembus level US$ 1.306 per ons troi. Ia bahkan pesimis harga emas dapat mencapai level US$ 1.400 seperti apa yang diharapkan pelaku pasar di awal tahun. "Perkiraannya, level US$ 1.300 akan menjadi area resistance psikologis emas sampai akhir tahun," paparnya.

Berbeda pendapat, Nanang cukup yakin harga emas akan kembali pulih jelang akhir tahun. Terutama, jika konflik perang dagang terus bergulir dan menimbulkan dampak pada perekonomian AS. "Kalau perang dagang berimbas ke ekonomi AS, ada kemungkinan kebijakan moneter AS ikut berubah. Selain itu, tren harga emas di semester kedua biasanya naik, meski tidak banyak," ujar Nanang.

Untuk perdagangan besok, Jumat (22/6), Nanang memprediksi harga emas bergerak dalam rentang US$ 1.260 - US$ 1.280 per ons troi. Sementara, Alwy memproyeksi harga emas untuk sepekan ke depan berada di kisaran US$ 1.250 - US$ 1.287 per ons troi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Dupla Kartini