Indikator teknikal memberi sinyal penguatan harga minyak



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Dalam beberapa hari terakhir, harga minyak West Texas Intermediate (WTI) memang menunjukkan sinyal pelemahan. Meski para analis memperkirakan koreksi masih akan berlanjut, tetapi seluruh indikator teknikal masih menunjukkan peluang terjadinya penguatan harga. Deddy Yusuf Siregar, Analis PT Asia Tradepoint Futures menuturkan, sinyal penguatan diperlihatkan dari posisi harga yang berada di atas garis moving average (MA) 50, MA 100 dan MA 200. Kemudian indikator moving average convergence divergence (MACD) juga berada di area positif. Potensi kenaikan diperkuat oleh indikator relative strength index (RSI) di level 57 dan indikator stochastic di level 51. “Tapi tetap harus diperhatikan ressistance-nya. Selama level US$ 66,63 per barel belum ditembus, potensi koreksi cukup terbuka,” paparnya. Dedy melihat, dengan proyeksi persediaan minyak mentah AS yang kembali meningkat oleh Energy Information and Administration (EIA), kemungkinan pada Kamis (29/3) minyak WTI akan berada pada kisaran US$ 63,50 – US$ 66,63 per barel. Pelemahan diperkirakan akan bertahan selama sepekan ke depan dengan pergerakan di area US$ 62 – US$ 66,63 per barel. Sementar Nizar Hilmy, Analis PT Global Kapital Investama Berjangka mempekirakan proyeksi kenaikan persediaan minyak mentah AS akan membawa minyak WTI berada pada rentang US$ 63,50 – US$ 65 per barel selama perdagangan Kamis (29/3). Kata dia, tekanan terhadap harga masih akan berlanjut hingga sepekan berikutnya. “Sepekan berikutnya di kisaran US$ 62 – US$ 67 per barel karena minyak masih dalam periode penyesuaian harga,” tandasnya. Asal tahu saja, mengutip Bloomberg, Rabu (28/3) pukul 16.30 WIB, harga minyak WTI kontrak pengiriman Mei 2018 tercatat melemah 0,95% ke level US$ 64,63 per barel. Namun jika dibandingkan sepekan sebelumnya koreksinya hanya sekitar 0,83%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Editor: Barratut Taqiyyah Rafie