Indo Straits (PTIS) bersiap menambah kontrak baru di tahun depan



KONTAN.CO.ID -JAKARTA. PT Indo Straits Tbk (PTIS) memberi indikasi akan melakukan ekspansi bisnis di tahun 2020 nanti. Perusahaan berupaya menambah kontrak baru untuk jasa logistik dan rekayasa kelautan.

Direktur Operasi PTIS Sutisna mengatakan, pihaknya sedang mengincar beberapa kontrak jasa logistic dan rekayasa kelautan anyar di tahun depan. Beberapa proposal tawaran kerja sama dari sejumlah perusahaan produsen batubara pun diakui sudah dikantongi oleh perusahaan.

Baca Juga: Indo Straits (PTIS) mencatat pertumbuhan kinerja hingga kuartal III-2019


Namun, ia belum bisa mengungkapkan nama perusahaan yang hendak bekerja sama dengan PTIS. Begitu pula dengan potensi nilai kontrak baru yang belum bisa dibuka ke publik. “Sekarang sedang negosiasi dan masih ada poin-poin term and conditions yang perlu disepakati,” imbuhnya saat paparan publik, Jumat (15/11).

Kendati begitu, Sutisna memberi sinyal bahwa kontrak-kontrak baru yang diincar PTIS rata-rata berdurasi 2—2,5 tahun. Kemungkinan besar kontrak baru tersebut berupa proyek jasa logistik dan rekayasa kelautan dengan wilayah kerja di Kalimantan Timur.

PTIS memang familiar dengan Kalimantan Timur. Saat ini perusahaan memiliki kontrak untuk proyek jasa pemindahmuatan batubara di Tanjung Bara, Sangatta, dan Lubuk Tutung, Kalimantan Timur.

Baca Juga: Indo Straits (PTIS) kejar kontrak baru di semester II

Di provinsi yang sama, tepatnya kawasan Mahakam, PTIS juga mengelola proyek jasa pengerukan dan pengangkatan. Selain itu, PTIS juga mengawal kontrak jasa pemeliharaan dan pengerukan di wilayah Satui, Kalimantan Selatan.

Tak hanya Kalimantan, PTIS juga punya kontrak jasa pemindahmuatan yang berada di Palembang, Sumatera Selatan.

Sutisna menambahkan, pihaknya kemungkinan belum akan melakukan penambahan kapal baru untuk kebutuhan pengangkutan hingga pengerukan di tahun depan. Pasalnya, aset kapal yang dimiliki PTIS dinilai masih bisa mengakomodasi kebutuhan perusahaan dalam melaksanakan kegiatan proyek.

PTIS juga ingin melihat kondisi harga batubara global terlebih dahulu sebelum memutuskan untuk menambah kapal. “Harga batubara sedang kurang bagus, sehingga perlu dilihat pengaruhnya dari sisi permintaan,” terang dia.

Baca Juga: Indo Straits perpanjang fasilitas revolving loan US$ 2 juta

Terlepas dari itu, Sutisna menyatakan, pihaknya bakal lebih siap dalam urusan pendanaan untuk kebutuhan ekspansi di tahun depan. Ia menyebut, PTIS akan mengutamakan penggunaan dana dari kas internal atau hasil pendapatan untuk membiayai program ekspansi perusahaan.

“Kami memang sedang berupaya menurunkan biaya fasilitas pinjaman secara bertahap. Tapi kami yakin ini tidak akan mengganggu kegiatan ekspansi perusahaan,” ungkap dia.

Sekadar informasi, total pinjaman perbankan PTIS terus menyusut dalam tiga tahun terakhir. Tahun 2016 lalu, total pinjaman yang dimiliki PTIS masih mencapai US$ 15,15 juta. Adapun di kuartal III-2019 kemarin, nilai pinjaman PTIS tinggal US$ 4,52 juta.

Baca Juga: Indo Straits kantongi kontrak anyar dari Kalimantan senilai Rp 121 miliar

Sementara di kuartal tiga lalu, PTIS berhasil mencetak kenaikan pendapatan sebesar 1,9% (yoy) menjadi US$ 9,09 juta. Di saat yang sama, laba bersih perusahaan juga tumbuh 11,6% (yoy) menjadi US$ 72.000.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Azis Husaini