KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG) mengukir kinerja apik sepanjang 2017. Emiten batubara ini mencatat laba bersih US$ 252,61 juta atau naik 93,26% dari laba bersih 2016. Meski begitu, produksi batubara ITMG sepanjang 2017 justru menurun. Analis Mirae Asset Sekuritas Andy Wibowo Gunawan dalam risetnya 26 Februari merinci, produksi ITMG tahun lalu hanya 22 juta ton, atau turun 13,6% dari tahun sebelumnya. Untungnya, kenaikan volume penjualan mengerek pendapatan ITMG dari US$ 1,37 miliar menjadi US$ 1,69 miliar. Harga jual rata-rata (
average selling price) batubara pada kuartal IV-2017 juga naik dari US$ 73,9 per ton menjadi US$ 80,8 per ton.
Selain itu, ITMG juga memperoleh tambahan pendapatan dari sektor bahan bakar minyak sebesar US$ 2,84 juta. Pendapatan ini berasal dari pihak ketiga, yaitu PT Gasemas, distributor bahan bakar yang 75% sahamnya diakuisisi ITMG pada tahun lalu. Pengaruh DMO Namun, ITMG masih menghadapi tantangan tahun ini. Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) telah rampung merumuskan harga batas atas dan batas bawah batubara
domestic market obligation (DMO) untuk kebutuhan listrik. Porsi pasokan batubara ITMG untuk PLN memang hanya 15%-20%. Analis Trimegah Sekuritas Sandro Hanaehan Sirait memprediksi, kebijakan ini tetap akan memengaruhi kinerja ITMG. "Setidaknya akan pengaruh 10% pada pendapatan bersih ITMG akhir tahun nanti," kata dia, Rabu (28/2). Sebaliknya, analis Megacapital Sekuritas Novilya Wiyatno, dalam riset 30 Januari, menyebut, kebijakan DMO justru bisa meningkatkan konsumsi batubara domestik. Di sisi lain, ITMG juga menghadapi tantangan berkurangnya usia masa penambangan menjadi hanya tujuh tahun. Tahun lalu, ITMG sudah menutup tambang Tandung Mayang dan berencana akan menutup kembali tambang Kitadin yang sudah tidak produktif pada kuartal kedua tahun ini. Namun, Sandro menjelaskan, perusahaan ini telah mengantisipasi persoalan cadangan tambang, sehingga tidak akan ada dampak yang mengkhawatirkan. Pada September 2017 lalu, ITMG telah menambah lokasi tambang melalui akuisisi PT Tepian Indah Sukses. Sandro juga mengatakan, ITMG akan kembali menambah lokasi tambang di sekitar area tambang Indominco dan Barintho di Kalimantan Timur. Selain itu, penutupan tambang Jorong tahun ini rencananya bakal ditunda lantaran ketersediaan cadangan masih memadai.
Novilya menargetkan ITMG mampu meraih pendapatan hingga US$ 1,82 miliar dan laba bersih sebesar US$ 270 juta pada akhir 2018. Sehingga, ia merekomendasikan beli saham ITMG dengan target harga Rp 35.700 per saham. Analis Kresna Securities, Robertus Yanuar Hardy juga masih merekomendasikan beli ITMG dengan target harga Rp 39.000 per saham. Tapi, Andy menilai saat ini valuasi saham ITMG sudah premium. Karena itu, ia merekomendasikan jual saham ITMG dengan target harga Rp 24.100 per saham. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Wahyu T.Rahmawati