Indo Tambangraya (ITMG) Optimistis Target Produksi Batubara di 2022 Tercapai



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG) optimis produksi batubara masih sesuai target hingga akhir tahun. Pasalnya, produksi batubara ITMG terkendala cuaca buruk dan curah hujan yang tinggi.

Asal tahu saja, ITMG menargetkan produksi batubara tahun ini dapat mencapai 17,5 juta-18,8 juta ton. ITMG memiliki empat lokasi wilayah operasi tambang yaitu Indominco Mandiri, Trubaindo Coal Mining, Bharinto Ekatama, serta Jorong.

Di semester I-2022, ITMG telah memproduksi batubara sebanyak 7,7 juta ton. Volume penjualan tercapai sebanyak 8,1 juta ton, dengan penjualan terbesar ke China dengan 2,3 juta ton. Disusul, Indonesia dengan penjualan 1,8 juta ton, Jepang sebanyak 1,3 juta ton, Filipina sebesar 0,6 juta ton, Bangladesh sebanyak 0,5 juta ton dan negara-negara lain di Asia Timur, Tenggara, Selatan serta Oseania.


Direktur Utama ITMG Mulianto mengatakan, pada bisnis pertambangan, ITMG akan terus melakukan eksplorasi tambang yang dimiliki guna memastikan pertumbuhan organik atas cadangan batubara.

"Dan mengembangkan lahan tambang yang baru. Serta memperhatikan peluang yang ada pada sektor tambang mineral yang bersih," ucap Mulianto dalam paparan publik virtual, Kamis (15/9)

Baca Juga: Yield Dividen Jumbo Masih Menjadi Daya Tarik Saham Indo Tambangraya (ITMG)

Direktur ITMG Jusnan Ruslan menambahkan, perseroan yakin progres penjualan bakal terus bertambah hingga sisa tahun ini. Hal tersebut karena negara-negara kawasan Eropa mulai menunjukkan minatnya.

Selama tahun 2022 ini berjalan, pelanggan ITMG masih didominasi oleh permintaan di Asia. Namun diakui Jusnan beberapa permintaan dari Eropa sudah mulai berdatangan.

"Permintaan masih akan baik di wilayah Asia. Tetapi tidak dapat dipungkiri prospek di Eropa sedang kita pelajari. Ketika permintaan dan dari sisi harga positif, kami tidak akan lepas peluang tersebut," ungkap Jusnan dalam kesempatan yang sama.

Pada kuartal III-2022, Jusnan bilang, ITMG membidik produksi batubara bisa mencapai 4,6 juta ton. Dengan catatan, ekspektasi cuaca yang baik dan peningkatan efisiensi kontraktor pertambangan.

ITMG membukukan penjualan bersih sebesar US$ 1,42 miliar, atau 110% lebih tinggi daripada periode yang sama tahun lalu. Pendapatan ITMG didominasi oleh penjualan batubara kepada pihak ketiga, yakni mencapai US$ 1,37 miliar, disusul penjualan kepada pihak berelasi senilai US$ 41,6 juta.

Sepanjang periode ini, ITMG membukukan laba bersih senilai US$ 460,82 juta. Angka ini melesat 291,7% dari realisasi laba bersih pada periode yang sama tahun sebelumnya yang hanya US$ 117,62 juta.

 
ITMG Chart by TradingView

Raihan positif ini lantaran ITMG terdorong harga batubara global yang terus menguat tajam pada paruh pertama tahun ini. Sehingga, menyebabkan rata-rata harga jual batubara yang diperoleh ITMG naik 134% menjadi US$ 175 per ton dari US$ 75 per ton pada periode yang sama tahun lalu.

Sementara dari sisi ekspansi, di bidang jasa energi, ITMG akan melakukan ekspansi pembelian batubara yang bersumber dari pihak ketiga guna meningkatkan pendapatan dari perdagangan dan pencampuran batubara.

"Tambang baru akan kami pelajari. Kami masih fokus pada batubara," kata Mulianto.

Dari bisnis energi terbarukan dan bisnis lainnya, ITMG tengah membangun PLTS guna memasok energi bagi kegiatan operasional dan terus mengembangkan bisnis energi atap surya.

ITMG mengambil peluang usaha panel surya atap yang kebutuhannya kian bertumbuh. PT Cahaya Power Indonesia (CPI), salah satu anak usaha ITM yang baru, pada paruh pertama tahun ini telah menandatangani Perjanjian Pembelian Tenaga Listrik (PPA) Atap Surya dengan total kapasitas sebesar 7,27 MWp.

Baca Juga: Emiten Batubara Masih Akan Menikmati Lonjakan Harga Batubara

Selain itu, Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) di pelabuhan Bontang juga telah meningkatkan porsi konsumsi energi dari sumber energi terbarukan. Saat ini, ITMG juga tengah membangun PLTS baru di Melak yang diproyeksikan rampung pengerjaannya pada akhir tahun 2022.

Hingga semester I/2022, sejumlah ekspansi ini telah menyerap sekitar 22% belanja modal atau capital expenditure (capex) dari total anggaran senilai US$ 68,8 juta.

Paling besar capex digunakan ITMG untuk membeli alat berat untuk anak perusahaan. Sisanya digunakan untuk pemeliharaan fasilitas dan infrastruktur tambang.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Anna Suci Perwitasari