Indo Tambangraya (ITMG) ramal pasar ekspor batubara bakal membaik di tahun 2021



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG) memproyeksikan pasar ekspor bakal lebih membaik pada tahun ini.

Direktur Hubungan Investor ITMG Yulius Gozali mengungkapkan proyeksi ini seiring bergulirnya program vaksinasi covid-19 di sejumlah negara. "Ini mendorong kegiatan ekonomi dunia bergerak ke arah normal," ujar Yulius kepada Kontan.co.id, Senin (18/1).

Yulius menambahkan, kenaikan permintaan signifikan diprediksi berasal dari Tiongkok yang mengalami kekurangan pasokan batubara pasca kebijakan politik larangan impor batubara dari Australia.


Baca Juga: Logindo Samudramakmur (LEAD) menargetkan rugi lebih kecil tahun ini

Selain itu, indikasi kenaikan permintaan juga tercermin lewat kenaikan harga batubara. Kendati demikian, Yulius masih enggan buka-bukaan soal target produksi yang dipatok ditahun ini.

Adapun, sepanjang tahun lalu ITMG tercatat menyiapkan belanja modal alias capital expenditure hingga US$ 50 juta. "Angka serapan masih dalam finalisasi, penggunaan capex untuk pengembangan infrastruktur," kata Yulius.

Yulius pun belum mau merinci alokasi belanja modal untuk tahun ini. Yang terang, dana belanja modal diprediksi bakal bersumber dari kas internal.

Dalam catatan Kontan.co.id, kinerja ITMG mengalami tekanan sepanjang sembilan bulan pertama 2020. Emiten tambang batubara ini membukukan laba bersih senilai US$ 39,98 juta di kuartal ketiga 2020. Laba ini turun hingga 60,5% dari torehan laba bersih ITMG di periode sama tahun lalu yang mencapai US$ 101,21 juta.

Baca Juga: Strategi pemasaran berhasil, volume penjualan produk baja Krakatau Steel (KRAS) naik

Penurunan laba bersih ini sejalan dengan terkoreksinya pendapatan ITMG. Per kuartal ketiga, konstituen Indeks Kompas100 ini mencatatkan penurunan pendapatan bersih hingga 33,17% secara tahunan, dari US$ 1,30 miliar menjadi US$ 871,88 juta.

Secara rinci, pendapatan ITMG masih didominasi hasil penjualan ke pasar ekspor. Penjualan ke Asia Tenggara (kecuali  Indonesia), India, dan Pakistan mencapai US$ 295,78 juta atau 33% dari total pendapatan. Disusul penjualan ke Taiwan, Cina, Hong Kong, Korea Selatan senilai US$ 209,08 juta, penjualan ke pasar domestik senilai US$ 192,37 juta.

Kemudian, penjualan ke pasar Jepang membukukan nilai US$ 167,66 juta dan penjualan ke pasar Australia senilai US$ 6,98 juta.

Selanjutnya: Siapkan capex Rp 1,9 triliun, PT Timah (TINS) targetkan produksi di atas 50.000 ton

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Tendi Mahadi