Indo Tambangraya (ITMG) tersokong kualitas batubara dan dividen menggiurkan



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga batubara melemah 9,91% sejak awal tahun. Hal ini berpotensi menekan kinerja emiten tambang komoditas energi ini.

Tapi, efek penurunan harga batubara terhadap PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG) kemungkinan akan terbatas. Analis Kresna Sekuritas, Robertus Yanuar Hardy optimistis, harga batubara kalori tinggi yang dihasilkan ITMG lebih stabil dalam rentang US$ 80-US$ 100 per metrik ton. Harga ini masih cukup baik jika dibandingkan dengan tahun lalu.

Menurut Robertus, ITMG akan kebal menghadapi koreksi harga batubara di tahun ini. Sebab saat ini ITMG menggenjot produksi batubara berkalori tinggi sehingga menjadi keyakinan performance ITMG tetap tumbuh positif.


Dengan kualitas batubara ITMG yang mayoritas memiliki kalori tinggi, ITMG memiliki posisi yang strategis di pasar premium. Sejauh ini ITMG memiliki produksi batubara dengan kalori kalori 4.300 kcal/kg hingga 6.500 kcal/kg.

Namun, tak dipungkiri memang pada awal tahun kinerja ITMG belum bisa cemerlang karena pengurangan impor batubara China. Robertus masih optimistis terhadap prospek kinerja ITMG. Dengan skenario negosiasi dagang Amerika Serikat (AS)-China selesai dan ekonomi China membaik, maka ekspor batubara bisa membaik pula. Batubara diunggulkan karena merupakan bahan bakar pembangkit listrik paling murah jika dibanding bila menggunakan minyak atau gas alam.

Apalagi situasi China membuat kekhawatiran mereda terhadap potensi penurunan pertumbuhan ekonomi China setelah data ekspor China tumbuh 14,2% (yoy) di bulan Maret. Selain itu, indeks produksi industri China di bulan Februari hanya turun 0,3% (yoy) atau lebih rendah ketimbang di bulan Januari yang turun hingga 0,7% (yoy).

Tak hanya itu, saham ITMG menurut Robertus makin menarik dengan iming-iming pembagian dividen yang menggiurkan. "Dividennya cukup menarik karena yield dividen mencapai 9%," kata Robertus kepada Kontan.co.id, Selasa (16/4).

ITMG berencana membagikan dividen di tahun 2019 ini pada akhir April dan Oktober. Perusahaan tambang batubara ini bakal membagikan dividen final senilai total US$ 261,50 juta atau setara 99,80% dari laba bersih periode 2018. Rencana tersebut telah disetujui dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) yang berlangsung, di Jakarta, Senin (25/3). RUPST itu memutuskan membagi dividen setara Rp 2.045 per saham.

Pada akhir 2018, pendapatan ITMG tercatat naik 18,34% year on year (yoy) menjadi US$ 2 miliar pada 2018. Laba bersih juga terkerek naik 3,70% yoy menjadi US$ 261,95 juta pada akhir tahun 2018.

Analis Maybank Sekuritas, Isnaputra Iskandar dalam risetnya 25 Februari 2019 memprediksi, sampai dengan akhir tahun ini pendapatan ITMG terjun 12,2% di angka US$ 1,78 miliar. Sementara, Analis Trimegah Sekuritas, Sandro Sirait memperkirakan laba bersih dapat turun 28% dari tahun lalu atau setara US$ 188,6 miliar.

Untuk itu Insanaputra merekomendasikan hold saham ITMG dengan target harga Rp 25.000. Sementara, Sandro merekomendasikan buy dengan target harga Rp 28.000. Begitu pula Robertus masih menyarankan beli di target harga Rp 30.000 per saham. Hari ini, harga saham ITMG turun 0,74% ke Rp 20.050 per saham.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati