KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Emiten batubara, PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG) menargetkan volume penjualan batubara hingga tutup tahun ini mencapai 24,5 juta ton. "Kami menargetkan penjualan hingga tutup tahun 2024 sebesar 24,2 hingga 24,5 juta ton," ungkap Yulius Kurniawan Gozali, Direktur Komunikasi Korporat ITMG kepada Kontan, Sabtu (23/11). Target ini meningkat 17,22% jika dibandingkan dengan volume penjualan batubara ITMG sepanjang tahun 2023 yang mencapai 20,9 juta ton. Sebelumnya, pada periode sembilan bulan pertama tahun ini, ITMG telah menjual sebanyak 17,1 juta ton batubara, atau naik 11,76% dibandingkan volume penjualan periode yang sama tahun lalu yang sebesar 15,3 juta ton. Adapun, periode sembilan bulan pertama tahun ini Indo Tambangraya mencatatkan penurunan pendapatan akibat adanya penurunan Average Selling Price (ASP) atau harga rata-rata penjualan batubara mereka. Baca Juga: Antisipasi Kenaikan Tarif Impor AS, Pelaku Usaha Perkuat Pasar Alternatif Jika dibandingkan, harga ASP ITMG menyusut sebanyak 19,32% (yoy) dari US$ 119 per ton menjadi US$ 96 per ton. Namun, secara (qoq) atau perbandingan ASP pada kuartal II-2024 dengan kuartal III-2024 mengalami peningkatan sebesar 3,19% dengan nilai US$ 94 per ton menjadi US$ 97 per ton. Dari sisi laba bersih, ITMG juga mengalami penurunan 32,72% (yoy) dari US$ 405,46 juta menjadi US$ 272,76 juta sampai dengan kuartal III-2024. Namun, Yulius menambahkan margin laba bersih perseroan untuk periode Juli-September 2024 mengalami peningkatan sebesar 24% jika dibandingkan dengan Juli-September 2023 yang sebesar 19%. "Marjin laba bersih ini mencerminkan dinamika kinerja operasional dan kondisi pasar dari waktu ke waktu," katanya. Sayangnya, ITMG belum bisa memberikan target laba bersih mereka hingga tutup tahun ini. "Perihal realisasi laba full-year 2024, akan tergantung dari beberapa faktor, seperti volume penjualan, harga penjualan, dan realisasi biaya, yang mana hal ini belum dapat kami ketahui saat ini," kata Yulius. "Guna memaksimalkan laba, Perseroan akan melakukan optimalisasi produksi and efisiensi biaya," tutupnya. Baca Juga: Indonesia Tekan Produksi Bijih Nikel, Kuota Ekspor Eramet Dipangkas 29%
Indo Tambangraya Megah Targetkan Volume Batubara Terjual di 2024 Capai 24,5 Juta Ton
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Emiten batubara, PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG) menargetkan volume penjualan batubara hingga tutup tahun ini mencapai 24,5 juta ton. "Kami menargetkan penjualan hingga tutup tahun 2024 sebesar 24,2 hingga 24,5 juta ton," ungkap Yulius Kurniawan Gozali, Direktur Komunikasi Korporat ITMG kepada Kontan, Sabtu (23/11). Target ini meningkat 17,22% jika dibandingkan dengan volume penjualan batubara ITMG sepanjang tahun 2023 yang mencapai 20,9 juta ton. Sebelumnya, pada periode sembilan bulan pertama tahun ini, ITMG telah menjual sebanyak 17,1 juta ton batubara, atau naik 11,76% dibandingkan volume penjualan periode yang sama tahun lalu yang sebesar 15,3 juta ton. Adapun, periode sembilan bulan pertama tahun ini Indo Tambangraya mencatatkan penurunan pendapatan akibat adanya penurunan Average Selling Price (ASP) atau harga rata-rata penjualan batubara mereka. Baca Juga: Antisipasi Kenaikan Tarif Impor AS, Pelaku Usaha Perkuat Pasar Alternatif Jika dibandingkan, harga ASP ITMG menyusut sebanyak 19,32% (yoy) dari US$ 119 per ton menjadi US$ 96 per ton. Namun, secara (qoq) atau perbandingan ASP pada kuartal II-2024 dengan kuartal III-2024 mengalami peningkatan sebesar 3,19% dengan nilai US$ 94 per ton menjadi US$ 97 per ton. Dari sisi laba bersih, ITMG juga mengalami penurunan 32,72% (yoy) dari US$ 405,46 juta menjadi US$ 272,76 juta sampai dengan kuartal III-2024. Namun, Yulius menambahkan margin laba bersih perseroan untuk periode Juli-September 2024 mengalami peningkatan sebesar 24% jika dibandingkan dengan Juli-September 2023 yang sebesar 19%. "Marjin laba bersih ini mencerminkan dinamika kinerja operasional dan kondisi pasar dari waktu ke waktu," katanya. Sayangnya, ITMG belum bisa memberikan target laba bersih mereka hingga tutup tahun ini. "Perihal realisasi laba full-year 2024, akan tergantung dari beberapa faktor, seperti volume penjualan, harga penjualan, dan realisasi biaya, yang mana hal ini belum dapat kami ketahui saat ini," kata Yulius. "Guna memaksimalkan laba, Perseroan akan melakukan optimalisasi produksi and efisiensi biaya," tutupnya. Baca Juga: Indonesia Tekan Produksi Bijih Nikel, Kuota Ekspor Eramet Dipangkas 29%