Indocement (INTP) alokasikan capex hingga Rp 1,1 triliiun tahun ini, intip penggunaan



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk (INTP) mengalokasikan dana untuk belanja modal atau capital expenditure (capex) sebesar Rp 1 triliun hingga Rp 1,1 triliun di tahun ini. Anggaran tersebut tidak banyak berubah dari tahun lalu, di mana perusahaan menyerap Rp 1,06 triliun untuk keperluan belanja modal.

Sekretaris Perusahaan Indocement Antonius Marcos mengatakan, sebagian besar capex akan digunakan untuk melanjutkan program keberlanjutan pengurangan emisi dengan memasang bag filter di salah satu pabrik INTP di Citeureup.

“Capex juga untuk penyelesaian fasilitas penerimaan refuse-derived fuel (RDF) dan juga persiapan pemasangan fasilitas PLN di pabrik Tarjun,” terang Marcos kepada Kontan.co.id, Rabu (24/3)


Dari dalam negeri, INTP melihat prospek industri semen masih cukup baik. Hal ini ditunjang dengan sejumlah proyek yang masuk dalam pipeline perusahaan, seperti jalan yang menghubungkan Ancol dengan Kapuk, pembangunan Kawasan Industri Brebes, dan  pembangunan mass rapid transit (MRT) fase kedua setelah lebaran.

Adapula proyek Pelabuhan Patimban di awal tahun depan, proyek Japek Selatan, hingga proyek Indonesia One. Di sisi lain, stimulus di sektor properti dan residensial seperti adanya stimulus pajak hingga  pemberian DP 0% dinilai cukup  memberi efek positif terhadap industri semen.

Baca Juga: INTP: Pergerakan harga semen dalam dua bulan pertama tahun 2021 masih relatif stabil

 
INTP Chart by TradingView

Meski outlook semen diperkirakan membaik, produsen semen merek Tiga Roda ini mengatakan belum memiliki rencana untuk melakukan ekspansi pabrik.

Direktur Utama INTP Christian Kartawijaya mengatakan, saat ini kapasitas produksi semen nasional mencapai 115 juta ton per tahun, sedangkan konsumsi per tahun 2020 hanya sebesar 62 juta.

Tahun ini, kapasitas nasional diproyeksikan masih naik dengan hadirnya pemain  baru, yakni Semen Hongshi dan Semen Grobogan. Dengan adanya dua pemain baru, kapasitas semen nasional diproyeksi naik menjadi 120 juta ton.

“Sementara itu konsumsinya diproyeksi hanya naik 5%-6% atau sekitar 3 juta ton. Masih terdapat kelebihan kapasitas sekitar 55 juta ton. Sehingga tidak logis bagi kami untuk melakukan ekspansi tahun ini,” papar Christian dalam paparan publik, pekan lalu (19/3).

Selanjutnya: Mayoritas emiten big caps catat penurunan kinerja pada 2020, simak prospek sahamnya

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Anna Suci Perwitasari