Indocement (INTP) Lebih Kuat Berkat Akuisisi Semen Grobogan, Cek Rekomendasi Sahamnya



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kinerja Indocement Tunggal Prakarsa Tbk (INTP) bakal diperkuat kehadiran PT Semen Grobogan (SGB) di tahun 2024. Volume penjualan diperkirakan lebih baik karena telah memperluas ekspansi di wilayah Jawa.

Analis Mirae Asset Sekuritas Andreas Saragih menyematkan rating overweight untuk sektor semen dengan INTP sebagai pilihan teratas. Dia mengantisipasi, INTP akan mengalami pertumbuhan yang lebih besar, didukung oleh produksi dari aset yang baru diakuisisi, dan harga energi yang lebih rendah.

INTP melaporkan volume penjualan semen sebesar 1,51 juta ton yang meningkat 6,7% Year on Year (YoY) tetapi masih lebih rendah 8,4% Month on Month (MoM) di bulan Januari 2024. Berdasarkan wilayah, volume penjualan di daerah Jawa sebesar 0,96 juta ton, diikuti oleh Luar Jawa sebesar 0,55 juta ton.


Baca Juga: Penjualan Semen Naik di Januari, Intip Rekomendasi Saham SMGR dan INTP

Secara keseluruhan, volume penjualan INTP hingga Januari 2024 telah mencapai 8,1% dari proyeksi setahun penuh yang dibuat oleh Mirae Asset Sekuritas. Ini relative sejalan dengan volume penjualan selama rata-rata 3 tahun terakhir.

Oleh karena itu, Andreas menjelaskan, pangsa pasar bulanan INTP meluas menjadi 29,8% di Januari 2024, dibandingkan 26,4% di Desember 2023 dan 28,8% di Januari 2023. Peningkatan pangsa pasar tersebut didorong oleh masuknya Semen Grobogan sebagai pangsa pasar INTP di Jawa Tengah.

“Kami mengantisipasi bahwa INTP akan mengalami pertumbuhan yang lebih besar,” ungkap Andreas dalam riset tanggal 22 Februari 2024.

Analis Samuel Sekuritas Indonesia Daniel Aditya Widjaja menilai, adanya konsolidasi antara Indocement dan Semen Grobogan tentunya akan membantu penjualan INTP terutama di daerah Jawa Tengah. Manfaat lainnya yang diperoleh adalah biaya logistik yang lebih murah dan optimisasi supply chain dari jaringan INTP.

Di samping itu, Daniel melihat akuisisi INTP terhadap Semen Grobogan akan berdampak pada peningkatan pangsa pasar (market share) INTP sebesar 2%-3%. Ini sudah mulai terlihat pada Januari 2024, dimana market share INTP menjadi 29,8%.

“Dengan adanya konsolidasi antara INTP dan SGB akan membuat market share dari INTP meningkat,” kata Daniel kepada Kontan.co.id, Senin (26/2).

Sementara itu, Daniel memandang bahwa turunnya harga batubara sebagai bahan baku tidak akan terlalu berdampak signifikan bagi biaya produksi karena INTP sudah mengamankan batubara DMO. Dampak normalisasi harga batubara lebih ke arah pengeluaran untuk logistik.

Dalam riset 19 Februari 2024, Analis Indo Premier Sekuritas Jovent Muliadi dan Ryan Dimitry menyebutkan, volume produksi semen domestik secara nasional tumbuh 3% yoy dan turun 19% MoM menjadi 5,2 juta ton pada bulan Januari 2024. Semen curah menjadi kontributor utama, sedangkan semen kantong menurun karena intensitas hujan yang tinggi pada awal tahun dan jelang pemilihan umum (Pemilu) mengakibatkan permintaan yang lemah di beberapa daerah.

Dari capaian tersebut, volume penjualan INTP bernasib lebih baik daripada kompetitornya seiring dengan masuknya semen Grobogan. Seperti diketahui, INTP telah merampungkan akusisi PT Semen Grobogan di akhir tahun 2023 lalu dengan dana yang digelontorkan sebesar Rp 1,49 triliun.

Baca Juga: Volume Penjualan Semen INTP Naik 7% pada Januari, Cek Rekomendasi Sahamnya

Volume produksi INTP tumbuh sekitar 7% YoY dan turun 8% MoM di bulan Januari 2024. Pertumbuhan volume emiten semen itu didorong oleh produksi semen curah yang bertumbuh 19%yoy dan turun 9% MoM dibandingkan semen kantong bertumbuh 2%yoy dan turun 8% MoM.

Hasil tersebut seiring dengan pertumbuhan industri pengembangan perkebunan di Jawa Tengah, proyek infrastruktur di Jawa Barat dan Jabodetabek, proyek smelter di luar Jawa dan proyek IKN di Kalimantan.

Berdasarkan wilayah, produksi di Jawa tumbuh 11% yoy dan turun 6% MoM dibandingkan daerah luar Jawa bertumbuh 1% yoy dan turun 8% mom. Pertumbuhan Pulau Jawa karena kehadiran Grobogan, sedangkan di luar Pulau Jawa karena adanya IKN dan pembangunan smelter di Nusa Tenggara.

Adapun, Jovent dan Ryan mempertahankan rekomendasi Hold untuk INTP dengan target harga sebesar Rp 10.000 per saham. Sedangkan, Daniel merekomendasikan Buy untuk INTP dengan target harga sebesar Rp11.200 per saham.

Kalau Andreas menyarankan Buy untuk INTP dengan target harga lebih tinggi sebesar Rp12,825 per saham. Indocement diperkirakan meraih pertumbuhan pendapatan sebesar 4,7%yoy menjadi Rp 17,96 triliun di tahun 2024 dari proyeksi tahun 2023 sebesar Rp 17,15 triliun. Sedangkan, laba bersih diperkirakan naik 8,22% menjadi Rp 2,30 triliun di tahun 2024 dibandingkan proyeksi tahun 2023 sebesar Rp2,13 triliun.

Namun, Andreas mengingatkan bahwa patut diwaspadai adanya guncangan penurunan permintaan, strategi penetapan harga yang tidak menguntungkan, dan harga energi yang lebih tinggi sebagai risiko bagi emiten semen seperti INTP.

Mirae Asset Sekuritas memperkirakan konsumsi semen akan melambat pada bulan Februari 2024 karena rendahnya jumlah hari kerja sebanyak 18 hari dibandingkan 22 hari pada Januari 2024. Selain itu, curah hujan tinggi dan banjir di beberapa daerah, lemahnya realisasi anggaran kegiatan konstruksi, dan beberapa pengaruh hasil Pilpres Februari 2024 juga bisa berdampak pada lesunya penjualan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Herlina Kartika Dewi