KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Federal Reserve (The Fed) diproyeksi akan menurunkan suku bunga acuan sebesar 25 basis poin pada bulan September. PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk (
INTP) pun menyambut baik potensi penurunan suku bunga tersebut. Corporate Secretary Indocement Tunggal Prakarsa Dani Handajani mengatakan, INTP menyambut baik bila kebijakan penurunan suku bunga The Fed yang kemudian bisa mulai dilakukan oleh Bank Indonesia (BI)
Penurunan suku bunga BI akan membuka peluang penurunan bunga KPR dan juga bunga deposito bank. “Sehingga, hal ini akan mendorong investasi di real sector, seperti di sektor properti yang akan menjadi pendorong permintaan semen,” ujarnya kepada Kontan, Sabtu (9/9).
Baca Juga: Indocement (INTP) Raih Kenaikan Penjualan Semen 8% di Semester I-2024 Di sisi lain, INTP juga berharap agar pemerintah baru bisa meneruskan program insentif pajak pertambahan nilai (PPN) Ditanggung Pemerintah (DTP) untuk sektor properti. Hal ini terkait permintaan semen untuk pembangunan properti yang mendominasi permintaan industri semen Tanah Air. Pemerintah sendiri memutuskan untuk memperpanjang pemberian insentif PPN DTP 100% untuk sektor perumahan hingga Desember 2024. Sebelumnya, untuk penyerahan mulai 1 Juli hingga 31 Desember 2024, PPN DTP diberikan sebesar 50% PPN yang terutang dari dasar pengenaan pajak (DPP) sampai dengan Rp 2 miliar dengan harga jual paling banyak Rp 5 miliar. Namun, seiring dengan pernyataan yang disampaikan Airlangga, maka hingga Desember 2024 PPN DTP yang diberikan diperpanjang hingga 100% seperti pada periode Januari hingga Juni 2024 lalu. “Insentif ini bisa mendorong penjualan hunian baru,” paparnya. Per semester I, INTP membukukan volume penjualan semen dan klinker secara keseluruhan 9,03 juta ton pada semester I-2024. Angka ini lebih tinggi 672.000 ton atau 8% dibandingkan capaian pada semester I-2023. Secara keseluruhan volume penjualan semen domestik INTP tercatat 8,87 juta ton, tumbuh 808.000 ton atau 10% pada semester I-2024 berkat adanya tambahan volume dari PT Semen Grobogan.
Hal ini membuat pangsa pasar INTP di dalam negeri (semen saja, mengacu pada data Asosiasi Semen Indonesia/ASI) berada di level 29,4%. Lebih jauh, INTP memiliki pangsa pasar di Jawa 37,7% dan luar Jawa 20,5%.
INTP mengantongi pendapatan neto sebesar Rp 8,12 triliun pada semester I-2024 atau tumbuh 1,9% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Terjadi peningkatan signifikan pada komposisi pendapatan produk semen curah dari 25,4% pada semester I-2023 menjadi 30,6% pada semester I-2024. Sementara, laba periode berjalan perusahaan adalah sebesar Rp 434,7 miliar pada semester I-2024. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Anna Suci Perwitasari