KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk (
INTP) masih optimistis terhadap pasar semen. Emiten produsen semen merk Tiga Roda ini mencanangkan target pertumbuhan penjualan tahun ini di kisaran 3%-4%. Target pertumbuhan ini sama dengan yang dipasang INTP pada tahun lalu. “Sambil kami terus mengamati perkembangan kasus Omicron di Indonesia yang jika terus meningkat dan kembali pemerintah melakukan PPKM diperketat, maka pertumbuhan semua industri akan terganggu. Semoga tidak demikian,” terang Antonius Marcos, Direktur dan Sekretaris Perusahaan Indocement kepada Kontan.co.id, Kamis (20/1). Di sisi lain, bergeraknya kembali proyek-proyek infrastruktur pemerintah menjadi harapan INTP untuk mendorong konsumsi semen di tahun ini.
Asal tahu, konstituen Indeks Kompas100 ini mencatatkan penjualan sebesar 17 juta ton sepanjang 2021. Realisasi ini naik sekitar 3% dari pencapaian tahun sebelumnya. Saat ini INTP masih memfinalisasi proyek-proyek yang akan dijalankan. Dus, alokasi belanja modal atau capital expenditure tahun ini masih dalam hitungan. Akan tetapi, Marcos memastikan semua proyek tersebut akan didanai oleh kas internal INTP yang masih sangat solid. Analis BRIDanareksa Sekuritas Maria Renata memperkirakan pertumbuhan volume penjualan INTP sebesar 4,0% pada tahun ini. Maria menyebut, INTP menaikkan harga jualnya sebanyak dua kali untuk produk semen kantong, dari sekitar 5% menjadi 9% secara total. Namun, langkah ini tidak diikuti oleh beberapa pemain di area tertentu.
Baca Juga: Indocement (INTP) Catat Volume Penjualan Semen Tahun 2021 Sebanyak 17 Juta Ton Alhasil, BRIDanareksa Sekuritas memperkirakan harga jual rerata atau average selling price (ASP) Indocement akan meningkat sebesar 10,5% secara year-on-year pada kuartal IV-2021. Jika ditranslasikan, berarti terdapat peningkatan ASP sebesar 1,2% untuk tahun penuh 2021. Dengan asumsi harga batubara berada di level US$ 66/ton, proyeksi pendapatan INTP tahun lalu sebesar 14,83 triliun dengan dan laba bersih sebesar Rp 1,6 triliun. Di tahun ini, Maria memperkirakan pendapatan INTP akan meningkat sebesar 7,0%, didukung oleh pertumbuhan volume penjualan sebesar 4,0% dan pertumbuhan ASP sebesar 3,0% secara
year-on-year (yoy).
Selain itu, harga batubara diperkirakan bakal lebih rendah di sepanjang tahun ini, yakni sebesar US$ 56 per ton. Jika ditranslasikan, berarti terdapat penurunan biaya batubara sebesar 5,5% yoy dan adanya kenaikan laba bersih sebesar 17,1% menjadi Rp 1,9 triliun. “Dimulainya pembangunan Nusantara (ibu kota Negara baru) yang ditargetkan berlangsung pada tahun ini akan menjadi katalis positif bagi sektor semen,” terang Maria. Maria mempertahankan rekomendasi beli saham INTP dengan target harga Rp 15.300. Pandemi yang masih berlangsung menjadi risiko utama dari rekomendasi ini. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Herlina Kartika Dewi