Indocement Tunggal Prakarsa (INTP) Anggkarkan Capex Rp 1 Triliun Tahun Ini



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Produsen semen, PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk (INTP), menganggarkan alokasi belanja modal atau capital expenditure (capex) sekitar Rp 1 triliun tahun ini.

Dana tersebut rencananya akan difokuskan sebagai modal perbaikan dan pemeliharaan beberapa aspek operasional perusahaan untuk melancarkan proses produksi dan distribusi semen di sepanjang tahun. 

"Capex normal kami di tahun 2022 berada di kisaran yang hampir sama dengan tahun lalu, kurang lebih Rp 1 triliun, dengan sumber dari dana kas kami sendiri," ujar Direktur sekaligus Corporate Secretary, Indocement, Antonius Marcos, saat dihubungi Kontan.co.id, Jumat (28/1) lalu. 


Produsen semen merk Tiga Roda ini memperkirakan estimasi pertumbuhan pasar semen domestik berada di kisaran 4% sampai dengan 5% di tahun 2022. Begitu juga dengan target pertumbuhan perusahaan. Optimisme ini utamanya didasari oleh perbaikan ekonomi yang mulai terjadi di berbagai sektor. 

Baca Juga: Indocement Tunggal Prakarsa (INTP) Incar Pertumbuhan Positif Tahun Ini

Meskipun begitu, INTP juga disebut Antonius akan tetap meninjau perkembangan pandemi Covid-19 yang juga masih berlangsung hingga saat ini. Sebab, apabila kondisi pandemi di Tanah Air memburuk, dapat berpengaruh terhadap target pertumbuhan yang telah dicanangkan perusahaan. 

"Jika kembali lagi terjadi gelombang Covid-19 yang tinggi sebagaimana telah terjadi di tahun 2021 yang lalu dan pemerintah kembali melakukan PPKM ketat, tentunya ini akan mempengaruhi target pertumbuhan yang kami canangkan tersebut," sebutnya. 

Terkait realisasi penjualan semen di sepanjang 2021, Antonius memaparkan bahwa secara keseluruhan, pasar semen domestik mengalami pertumbuhan yang positif sekitar 4,3%. Pertumbuhan itu ditopang dari semakin membaiknya permintaan semen kantong.

Sementara Indocement sendiri mencatat pertumbuhan penjualan semen domestik di 2021 kurang lebih sebesar 3% dibandingkan tahun 2020, dengan total penjualan mencapai hampor 17 juta ton semen. 

 
INTP Chart by TradingView

"Pertumbuhan pasar regional ini memberikan harapan akan adanya perbaikan ke depan yang mulai terjadi. Meskipun pada tahun ini masih terjadi tekanan pada pasar domestik, terutama pada semen curah di pulau Jawa. Hal ini disebabkan oleh pembatasan mobilitas yang lebih ketat dibandingkan luar Jawa termasuk terbatasnya infrastruktur dan proyek komersial," papar Antonius. 

Dia melanjutkan, koreksi pasar akibat pengetatan setelah terjadinya puncak kasus Covid-19 pada kuartal ketiga tahun lalu, merupakan kondisi yang tidak diperkirakan sebelumnya. Hal ini, membuat adanya sedikit deviasi dari target yang telah INTP canangkan sebelumnya.

Meksipun begitu, dia menilai bahwa dampaknya masih bisa diminamilisir oleh perbaikan penjualan pada pasar ekspor yang meningkat pesat. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Handoyo .