Indocement Tunggal Prakarsa (INTP) Merilis Produk Semen Ramah Lingkungan



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk (INTP) meluncurkan produk semen baru pada Jumat (27/1) lalu. Produk baru ini disebut sebagai semen ramah lingkungan.

Mengutip keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia (BEI), INTP memperkenalkan produk anyar dengan merek dagang Semen Jempolan. Ada dua jenis Semen Jempolan, yakni semen jenis Portland Composite Cement dengan nomor Standar Nasional Indonesia (SNI) 7064:2014 yang diproduksi di pabrik Citeureup dan semen jenis Portland Pozzolan Cement dengan nomor SNI 0302:2014 yang diproduksi di pabrik Palimanan.

Manajemen INTP mengungkapkan, Semen Jempolan adalah salah satu produk yang ramah lingkungan. Meski tidak dijelaskan secara rinci, INTP menyebut biaya yang dikeluarkan terkait produk baru ini telah mengikuti standar SNI yang sudah ada.


Baca Juga: Margin Indocement Tunggal Prakasa (INTP) Kian Tebal Usai Dapat Batubara DMO

“Dengan diluncurkannya Semen Jempolan, perusahaan telah mendukung program pemerintah memproduksi semen ramah lingkungan,” ujar Direktur & Sekretaris Perusahaan Indocement Tunggal Prakarsa Oey Marcos dalam keterbukaan informasi, Jumat (27/1).

Dia menambahkan, tidak ada dampak terhadap kegiatan operasional, hukum, kondisi keuangan, atau kelangsungan usaha usai diluncurkannya produk semen baru milik INTP.

Dikutip dari situs resmi perusahaan, INTP juga memiliki semen jenis Portland Composite Cement dengan merek dagang Semen Tiga Roda. INTP turut memproduksi Semen Tiga Roda untuk jenis Semen Portland Tipe I, Tipe II, dan Tipe V. Semen Tiga Roda juga hadir dalam bentuk semen putih.

Baca Juga: Penjualan Semen Diproyeksi Naik, Simak Rekomendasi Saham Indocement (INTP)

INTP pun sebelumnya telah memiliki semen jenis Portland Pozzolan Cement dengan merek dagang Semen Rajawali.

Dalam catatan Kontan, volume penjualan semen domestik INTP mencapai 15 juta ton pada periode Januari-November 2022. Namun, capaian ini lebih rendah dari realisasi periode yang sama tahun sebelumnya yakni sebesar 15,5 juta ton.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati