Indodax Sebut Fluktuasi Harga Bitcoin Kini Mulai Stabil



KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Dalam menghadapi halving Bitcoin yang mendekat, para pelaku industri kripto dan analis pasar tengah meramalkan pergerakan harga Bitcoin di tahun ini. 

Setelah mengalami penurunan, harga Bitcoin kembali menguat 13,11% selama seminggu terakhir, mencapai US$ 48.175 pada hari Senin, 12 Februari 2024.

“Kenaikan ini merupakan efek positif menuju halving Bitcoin, mencerminkan daya tarik dan kepercayaan pelaku pasar terhadap Bitcoin serta memberikan harapan terkait potensi penurunan pasokan akibat halving,” ucap CEO Indodat, Oscar Darmawan, dalam siaran pers, Senin (12/2).


Menurut Oscar, pergerakan harga Bitcoin saat ini dinamis dan mulai menunjukkan tanda-tanda kematangan serta berpotensi menjadi safe haven asset dengan adanya ETF, regulasi yang semakin tertata, instrumen derivatif, dan partisipasi institusi yang semakin signifikan. 

Baca Juga: Pasar Kripto Diprediksi Akan Terkoreksi Terkena Sentimen Data Ekonomi AS

Keberadaan ETF Bitcoin Spot juga memperluas likuiditas Bitcoin.

“Walaupun terjadi penurunan pada awalnya, namun dalam jangka menengah hingga panjang, ETF Bitcoin Spot dapat memberikan dampak positif terhadap harga Bitcoin. Keberadaan ETF Bitcoin Spot juga memudahkan para trader dalam aktivitas jual beli Bitcoin, sehingga dapat disimpulkan bahwa kehadiran ETF Bitcoin Spot memperluas likuiditas Bitcoin," ujar Oscar.

Pada pagi hari setelah pengumuman persetujuan ETF ini, harga Bitcoin mencapai USD47.642. Namun, pada Selasa, 23 Januari 2024, harga Bitcoin turun menjadi US$ 39.718 atau setara dengan Rp 621,8 juta. 

Oscar menyatakan bahwa penurunan ini hanyalah dinamika fluktuatif aset kripto yang dipicu oleh aksi taking profit dari pasar, terutama karena pada tahun 2023 terjadi kenaikan harga Bitcoin sebanyak 2 kali lipat.

Baca Juga: Harga Emas Antam dan UBS di Pegadaian Hari Ini, Senin (12/2) Stagnan

Oscar juga menyatakan bahwa ETF Bitcoin Spot merupakan hal yang dinantikan oleh banyak trader saham, karena mempermudah mereka untuk berinvestasi dalam Bitcoin. 

ETF Bitcoin Spot pertama akan hadir di Asia setelah permohonan diterima oleh Komisi Sekuritas dan Berjangka Hong Kong (SFC), hanya beberapa minggu setelah SEC menyetujui ETF BTC spot pertama di Amerika Serikat.

Namun, di Indonesia, Oscar menyebutkan bahwa masih ada ‘pekerjaan rumah’ besar untuk memperkenalkan ETF Bitcoin Spot, meskipun tidak menutup kemungkinan kehadirannya.

Baca Juga: Cek Komoditas yang Diprediksi Paling Cuan di Tahun Naga Kayu

"Peraturan di Indonesia terkait ETF masih perlu disempurnakan. ETF dapat dibentuk dengan berbagai sistem dan tidak hanya untuk satu komoditas. Bisa jadi nanti di masa depan, satu ETF dapat mencakup beberapa komoditas, seperti kripto, emas, dan saham. Oleh karena itu, penting untuk menyelesaikan regulasi sebagai dasar dari keberadaan ETF ini," tutup Oscar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Noverius Laoli