Indofarma (INAF) Fokus Kembangkan Alat Kesehatan di Tahun 2023



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Perusahaan farmasi plat merah PT Indofarma Tbk (INAF) memproyeksikan kinerja akan tumbuh signifikan di tahun 2023. Indofarma mengaku tren bisnis positif ini akan dipicu dari pertumbuhan pasar untuk segmen Alat Kesehatan (Alkes) yang diproyeksikan dapat mencapai 12,3% hingga tahun 2025.

“Kita proyeksikan target kinerja tahun 2023 akan tumbuh secara signifikan dengan strategi portfolio produk yang kami fokuskan pada alat kesehatan non Covid,” kata Direktur Utama PT Indofarma Arief Pramuhanto kepada Kontan, Jumat (27/1).

Tidak gentar, meski pandemi Covid-19 sudah mereda, bisnis alat kesehatan tetap memiliki potensi yang besar ke depannya. Untuk itu, di tahun 2023 Indofarma akan fokus pada pengembangan portfolio produk alat kesehatan non Covid dan juga tetap mengembangkan segmen bisnis herbal.


Belajar dari tahun-tahun pandemi sebelumnya, dimana Indofarma berhasil berkontribusi dalam penyediaan produk-produk alat kesehatan pada masa pandemi Covid.

Selanjutnya, Indofarma mencoba konsisten untuk mengembangkan produk baru serta memperluas pasar produk alat kesehatan non Covid.

Arife berharap market share Indofarma akan terus meningkat seiring dengan peningkatan kebutuhan masyarakat akan alat Kesehatan.

Baca Juga: Simak Kinerja Indofarma (INAF) yang Kurang Memuaskan Hingga Kuartal III-2022

“Kami harapkan pertumbuhan pasar Alat Kesehatan di Indonesia tetap bertumbuh, bahkan diprediksi semakin naik pertumbuhannya, karena ini juga melihat kesadaran masyarakat yang semakin meningkat setelah masa pandemi Covid sebelumnya,” kata Arief.

Selain pengembangan produk Alat Kesehatan, Indofarma akan fokus meningkatkan kapabilitas fasilitas produksi. Peningkatan kapabilitas ini akan dimaksimalkan dengan pemanfaatan dana PMN sebesar Rp 199,86 miliar yang telah diterima perseroan.

Rencananya, realisasi serapan dana PMN tersebut untuk pembangunan fasilitas produksi ditargetkan rampung di kuartal kedua 2023.

Ada lima proyek yang di antaranya adalah pabrik Elektromedis (Rp 74,98 miliar), pabrik Medical Furniture (Rp16,53 miliar), In Vitro Diagnosistik dan Instrument (Rp 71,98 miliar), Natural Extract (26,49 miliar), dan proyek supporting function (Rp 10 miliar).

Selain meningkatkan kapasitas produksi, Indofarma juga akan mengembangkan segmen bisnisnya untuk produk Farma, OTC dan Natural Extract. “Khusus untuk Natural Extract, pengembangan bisnis dengan masuk ke pasar Food & beverages,” kata Arief.

Begitu juga dengan pengembangan sumber daya manusianya (SDM), perseroan berharap dengan SDM yang mumpuni, maka produk yang dihasilkan dapat lebih berkualitas.

 
INAF Chart by TradingView

“Kami akan lakukan percepatan pengembangan produk baru di tahun ini, satu upaya yang dilakukan adalah membangun “strategic partnership” dengan pemilik teknologi, berkolaborasi dengan Universitas, Lembaga Penelitian, inventor baik dalam negeri maupun luar negeri,” kata Arief.

Selain dari sisi pengembangan produk, strategi penjualan pun akan dilakukan yakni dengan mekanisme skema penjualan akan dilakukan, yakni skema perdagangan biasa, original equipment manufacturer (OEM), hingga perakitan, dan menjalin Kerjasama dengan rumah sakit dan klinik dengan skema kerja sama operasi (KSO). Tahun lalu Indofarma mengeksekusi sekitar 17 rumah sakit untuk menjalin Kerjasama bisnis.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Anna Suci Perwitasari