Indofarma kembangkan lini distribusi farmasi



JAKARTA. PT Indofarma Tbk (INAF) akan memacu bisnis anak usahanya, PT Indofarma Global Medika. Salah satu produsen farmasi plat merah ini ingin memperbesar pendapatan dari bisnis Indofarma Global Medika.

Yasser Arafat, Sekretaris Perusahaan Indofarma menuturkan sebagai perusahaan distribusi dan perdagangan farmasi, Indofarma Global ingin menambah jumlah prinsipal farmasi dan produsen alat kesehatan yang menggunakan jasanya. Apalagi, perusahaan ini memiliki bekal jaringan pemasaran yang cukup memadai. "Jaringan distribusi yang dimiliki Indofarma Global Medika sangat luas karena menjangkau seluruh wilayah Indonesia," kata Yasser kepada KONTAN, Rabu (28/1).

Berdasar penjelasan manajemen Indofarma dalam paparan publik di bursa, akhir tahun lalu, jumlah titik distribusi Indofarma Global membentang di 29 kota Indonesia. Distributor ini ingin menambah tiga titik distribusi lagi, yaitu di Jember, Palu, dan Ambon. Dengan tambahan itu, titik distribusi IGM mencapai 31.


Sayang, Yasser tidak ingat pasti jumlah prinsipal yang telah menjalin kerjasama dengan Indofarma Global. Yang jelas, menurut dia, Indofarma Global masih membuka seluas-luasnya kerjasama dengan berbagai prinsipal baik dari dalam maupun luar negeri.

Saat ini Indofarma Global berupaya menggandeng investor strategis asal Malaysia dan Korea Selatan yang berniat memasarkan produk farmasi sekaligus alat kesehatannya di sini. Nantinya, produk ini akan didistribusikan oleh Indofarma Global. Investor tersebut sekaligus akan membeli sekitar 20% saham Indofarma Global.

Saat ini, sekitar 99,99% saham Indofarma Global berada di tangan Indofarma. Dari aksi melepas 20% saham Indofarma Global ke investor strategis, Indofarma menargetkan bisa meraup pendapatan senilai US$ 20 juta. Sejatinya, penjajakan pembelian saham sudah dilakukan sejak kuartal empat tahun lalu.

Hanya saja, belum ada kesepakatan antara kedua belah pihak. "Rencana divestasi saham IGM masih berlanjut. Tapi, saat ini masih jalan di tempat," tutur Yasser.

Meski begitu, manajemen Indofarma tetap optimistis rencana ini bisa segera terealisasi pada 2015. Target dobel digit Untuk bisnis penjualan alat kesehatan, Indofarma Global sudah menjalin kerjasama khusus dengan rumah sakit milik pemerintah serta puskesmas. "Tak hanya itu, kami bekerjasama dengan rumah sakit-rumah sakit swasta. Tapi memang, sejauh ini mayoritas kerjasama memasok alat kesehatan berada di rumah sakit milik pemerintah," tuturnya.

Langkah bisnis ini tidak terlepas dari pertumbuhan pasar alat kesehatan domestik yang positif. Hanya saja, pertumbuhannya tidak terlalu tinggi jika dibandingkan dengan pertumbuhan penjualan obat. Pasar obat naik terkerek oleh beroperasinya Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan. "Tahun ini penjualan alat kesehatan secara industri mungkin hanya tumbuh single digit, tetapi gemuk. Namun Indofarma ingin mencapai pertumbuhan double digit," harapnya.

Sepanjang kuartal ketiga 2014, penjualan alat kesehatan Indofarma Rp 153,2 miliar. Nilai ini setara dengan 19,32% dari total penjualan yang mencapai Rp 792,836 miliar. Penjualan Indofarma tumbuh 19,16% year on year.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Yudho Winarto