JAKARTA. PT Indofarma Tbk menargetkan pertumbuhan nilai penjualan obat generik sepanjang tahun ini meningkat 25% dibandingkan penjualan tahun lalu. Produksi obat generik perusahaan farmasi pelat merah ini menyasar masyarakat kelas menengah. Direktur Pemasaran Indofarma, Elfiano Rizaldi, menyatakan, penjualan obat generik menyumbang 90% dari total pendapatan perusahaan. Indofarma memproyeksikan pendapatan selama tahun 2013 mencapai Rp 1,4 triliun. Alhasil, nilai penjualan obat generik di tahun ini bisa menyentuh Rp 1,26 triliun. Dus, dengan proyeksi pendapatan sebesar itu, Indofarma pun kian menggenjot penjualan obat generik pada tahun ini. "Kami menyasar kelas menengah atas untuk menggunakan obat generik," kata dia, Sabtu (12/1).
Hitungan Indofarma, saat ini 70% masyarakat menengah di Indonesia masih belum mau menggunakan obat generik. Sebab, kelas masyarakat ini masih termakan pemeo bahwa obat murah pasti tidak manjur. Elfiano menilai, pasar obat generik akan terus bertumbuh setiap tahun. Apalagi pada 2014 nanti saat pemberlakuan Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN), pengguna asuransi kesehatan dari pemerintah hanya boleh menggunakan obat-obatan berlabel generik. Itulah sebabnya, Indofarma giat berkampanye minum obat generik dengan meningkatkan anggaran promosi hingga tiga kali lipat. Untuk membiayai promosi ini, Indofarma mengalokasikan dana belanja operasional atau
operating expenditure (opex) senilai Rp 26 miliar hingga Rp 32,5 miliar. Jumlah tersebut meningkat 30% dibandingkan dana opex tahun lalu yang berkisar Rp 20 miliar hingga Rp 25 miliar. Selain memperbesar alokasi belanja operasional, Indofarma akan menambah kapasitas produksi obat pada tahun ini menjadi 5,5 miliar tablet dari sebelumnya 2 miliar tablet. Demi melancarkan agenda ekspansi produksi, Indofarma berniat memperbaiki fasilitas pabrik obat di Cikarang, Jawa Barat. Produsen obat
over the counter (OTC) alias obat bebas bermerek Prolipid dan Biovision ini menyiapkan belanja modal atau capital
expenditure (capex) tahun 2013 senilai Rp 100 miliar hingga Rp 150 miliar. Manajemen Indofarma berani memasang target penjualan lumayan tinggi lantaran pasar obat generik tahun ini berpotensi tumbuh. Elfiano menyebutkan, tahun ini nilai penjualan obat generik secara nasional bisa tumbuh hingga 35% menjadi Rp 6,75 triliun. Sebagai perbandingan, pada tahun 2012, nilai pasar obat generik mencapai Rp 5 triliun. "Padahal di tahun 2011 nilai pasarnya hanya Rp 3 triliun. Tahun ini bisa tumbuh 30%-35%," ujar dia. Tahun lalu, Indofarma berhasil meraih pangsa pasar obat generik hingga 20%-21%. Dengan pangsa pasar itu, Elfiano mengklaim, Indofarma menjadi pemimpin pasar obat generik.
Elfiano bilang, saat ini, dari sekitar 200 industri farmasi di Tanah Air, yang bermain di pasar obat generik sebanyak 150 perusahaan. "Agar bisa terus leading dalam penjualan obat generik, kami harus mulai kampanye pemakaian obat generik," ujar dia. Indofarma memproyeksikan, pendapatan tahun ini mencapai Rp 1,4 triliun, naik 16,67% dibandingkan perkiraan pendapatan 2012. Adapun laba bersih tahun ini diperkirakan meningkat 21,43% menjadi Rp 85 miliar dari estimasi 2012 senilai Rp 70 miliar. Hingga 30 September 2012, Indofarma membukukan pendapatan konsolidasi Rp 701,54 miliar, naik 0,92%
year-on-year (YoY). Adapun laba bersihnya tumbuh 24,41% (YoY) menjadi Rp 20,03 miliar. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Sandy Baskoro