KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Perusahaan harus melakukan ekspansi bisnis, termasuk BUMN. Salah satunya PT Indofarma Tbk yang berekspansi menjadi produsen alat-alat kesehatan. Pada Sabtu (19/1), perusahaan BUMN yang berdiri sejak tahun 1918 ini secara resmi menunjuk Fors Fortis Merdeka (FF Group) sebagai distributor tunggal (sole agent) penjualan alat-alat kesehatan di wilayah Indonesia. Seperti hospital bed, alat test narkoba, alat test cervix dan alat kesehatan lain. PT Fors Fortis Medika merupakan perusahaan distributor alat kesehatan yang mempunyai jaringan distribusi luas dengan service level tinggi serta budaya kualitas yang berkelanjutan. Direktur Keuangan dan Human Capital Indofarma Herry Triyanto menjelaskan, Indofarma bertransformasi menjadi perusahaan healthcare yang berkembang melayani negeri ini. "Fors Fortis Medika yang dikenal sebagai perusahaan yang identik dengan kualitas pelayanan kesehatan sebagai distributor tunggal penjualan alat kesehatan yang kami produksi. Semoga sinergi ini bisa berjalan dengan baik dalam melayani kebutuhan kesehatan masyarakat keseluruh pelosok Indonesia, “ ujar Herry, dalam keterangan resmi yang diterima Kontan.co.id, Senin (21/1). PT Fors Fortis Medika adalah afiliasi dari PT Fors Fortis Indonesia yang berdiri sejak tanggal 21 Maret 2007 di Jakarta dengan fokus produk bidang smart office solution, smart building solution dan warehouse integrated system. Berdiri pada tahun 2018, PT Fors Fortis Medika adalah distributor dan produsen alat kesehatan serta penunjang. “Kami berharap kerjasama ini bukan semata orientasi bisnis di bidang alat kesehatan, tapi ada nilai dan tujuan luhur dalam rangka ikut meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat dengan pemenuhan penunjang pelayanan medik rumah sakit di Indonesia," terang Iwan Tjen, Chief Executive Officer (CEO) Fors Fortis Corporation. Berdasarkan data Fors Fortis di Indonesia ada 2.526 puskemas. "Kemudian pada tahun 2019 akan didirikan sekitar 200 rumahsakit pemerintah ke depan, belum lagi rumah sakit swasta yang ada diseluruh wilayah Indonesia,” ujar Iwan.
Indofarma menggandeng Fors Fortis Merdeka sebagai distributor alat kesehatan
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Perusahaan harus melakukan ekspansi bisnis, termasuk BUMN. Salah satunya PT Indofarma Tbk yang berekspansi menjadi produsen alat-alat kesehatan. Pada Sabtu (19/1), perusahaan BUMN yang berdiri sejak tahun 1918 ini secara resmi menunjuk Fors Fortis Merdeka (FF Group) sebagai distributor tunggal (sole agent) penjualan alat-alat kesehatan di wilayah Indonesia. Seperti hospital bed, alat test narkoba, alat test cervix dan alat kesehatan lain. PT Fors Fortis Medika merupakan perusahaan distributor alat kesehatan yang mempunyai jaringan distribusi luas dengan service level tinggi serta budaya kualitas yang berkelanjutan. Direktur Keuangan dan Human Capital Indofarma Herry Triyanto menjelaskan, Indofarma bertransformasi menjadi perusahaan healthcare yang berkembang melayani negeri ini. "Fors Fortis Medika yang dikenal sebagai perusahaan yang identik dengan kualitas pelayanan kesehatan sebagai distributor tunggal penjualan alat kesehatan yang kami produksi. Semoga sinergi ini bisa berjalan dengan baik dalam melayani kebutuhan kesehatan masyarakat keseluruh pelosok Indonesia, “ ujar Herry, dalam keterangan resmi yang diterima Kontan.co.id, Senin (21/1). PT Fors Fortis Medika adalah afiliasi dari PT Fors Fortis Indonesia yang berdiri sejak tanggal 21 Maret 2007 di Jakarta dengan fokus produk bidang smart office solution, smart building solution dan warehouse integrated system. Berdiri pada tahun 2018, PT Fors Fortis Medika adalah distributor dan produsen alat kesehatan serta penunjang. “Kami berharap kerjasama ini bukan semata orientasi bisnis di bidang alat kesehatan, tapi ada nilai dan tujuan luhur dalam rangka ikut meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat dengan pemenuhan penunjang pelayanan medik rumah sakit di Indonesia," terang Iwan Tjen, Chief Executive Officer (CEO) Fors Fortis Corporation. Berdasarkan data Fors Fortis di Indonesia ada 2.526 puskemas. "Kemudian pada tahun 2019 akan didirikan sekitar 200 rumahsakit pemerintah ke depan, belum lagi rumah sakit swasta yang ada diseluruh wilayah Indonesia,” ujar Iwan.