Indofarma targetkan pendapatan tumbuh 13%-15% di tahun 2019



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Indofarma Tbk (INAF) mencatat penurunan penjualan. Kuartal III-2017 INAF memperoleh penjualan Rp 776,35 miliar. Namun di periode yang sama tahun ini menyusut menjadi Rp 739,17 miliar.

Kendati demikian, INAF mampu mencatat kenaikan laba bruto 10,17% menjadi Rp 192,73 miliar. Alhasil INAF mampu menurunkan rugi bersih dari Rp 64,15 miliar di kuartal III 2017 menjadi Rp 35,09 miliar di kuartal III 2018.

Direktur INAF, Herry Triyatno mengungkapkan pihaknya telah menyiapkan strategi baru agar tahun depan pendapatan bisa tumbuh 13% sampai 15%. “Walaupun kondisi ekonomi dunia tidak stabil. Harga minyak turun, fed turunkan suku bunga, tahun politik juga,” katanya pada Rabu (26/12).


Strategi yang disiapkan adalah dengan memperbesar porsi penjualan produk non farmasi. Sampai kuartal III 2018, penjualan produk non farmasi berupa alat kesehatan, diagnostik, dan lainnya tumbuh 47,24% menjadi Rp 217,74 miliar atau setara 29,46% total pendapatan.

Adapun alasan INAF tidak ingin terlalu bergantung pada produk farmasi, karena produk farmasi kerap bergantung dengan rumah sakit. “Dan rumah sakit bergantung pada BPJS,” jelas Herry.

Baginya, kondisi seperti itu menyulitkan karena proses pencairan pendapatan berlangsung agak lama. Sampai kuartal III-2018, INAF sudah memproduksi empat produk baru alat kesehatan. Dalam beberapa tahun ke depan, kata Herry, secara perlahan diharapkan pendapatan non farmasi bisa berkontribusi sebesar 40% pendapatan.

Salah satu upaya untuk memperbesar pendapatan non farmasi, INAF bakal membangun pabrik peralatan kesehatan melalui joint venture dengan perusahaan asal Korea Selatan. Herry memperkirakan nilai investasi pabrik itu sebesar Rp 200 miliar.

Diharapkan, dengan pendapatan yang ditargetkan tumbuh 13%-15% melalui strategi perbesaran komposisi non farmasi, INAF dapat mencatat laba di 2019. Sayangnya, Herry tidak mengungkapkan berapa laba yang ditargetkan perusahaan itu di 2019. "Untuk ukuran Indofarma yang sedang perbaikan, untung Rp 2 miliar sampai Rp 3 miliar itu besar," tambahnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Handoyo .