KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Rencana penerbitan obligasi global oleh PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (
ICBP) dinilai akan mendorong kinerja perusahaan. Analis Maybank Kim Eng Sekuritas, Willy Goutama menyebutkan dalam risetnya rencana penerbitan obligasi global ICBP akan memungkinkan perusahaan untuk mendapatkan persyaratan pembiayaan yang lebih baik. Kemudian, berpotensi menurunkan biaya pembiayaan. "Secara keseluruhan, ini seharusnya positif untuk pendapatan ICBP. Kami mencatat bahwa ICBP bertujuan untuk mendapatkan dana hingga US$ 1,5 miliar dari penerbitan obligasi di pasar luar negeri dan telah menerima peringkat layak investasi dari Moody's (Baa3) dan Fitch (BBB-)," tulisnya.
Baca Juga: Wicaksana Overseas (WICO) catat penjualan neto Rp 3,09 triliun pada tahun 2020 Meskipun belum mendapatkan rincian tentang struktur obligasi, ia yakin ICBP akan dapat memperoleh tingkat kupon yang menguntungkan karena profil kreditnya yang baik. Pihaknya juga percaya kemampuan membayar utang ICBP akan tetap kuat yang berasal dari arus kas operasi yang solid. Selain itu, Willy memperkirakan rasio cakupan bunga ICBP sebesar 15x sepanjang 2021, di atas level perjanjian 3x bank mereka. "Analisis sensitivitas kami menunjukkan bahwa EPS FY21E kami akan naik sebesar 3,7% untuk setiap penurunan 100bps dalam biaya campuran utang FY21E," jelasnya. Di sisi lain, pertumbuhan ICBP akan didorong oleh akuisisi Pinehill Company Limited (PCL). Ia memperkirakan pertumbuhan penjualan ICBP akan meningkat pada CAGR periode 2020-2023 sebesar 18%. Pihaknya juga percaya PCL memiliki visibilitas pertumbuhan yang tinggi di pasarnya, karena potensi peningkatan konsumsi mie per kapita dan kepemimpinan pasar dengan pangsa pasar 50%-90%. Selain itu, PCL akan memperbesar basis pelanggannya hingga tiga kali lipat dari basis pelanggan ICBP saat ini.
Baca Juga: Penjualan Pyridam Farma (PYFA) tumbuh 49% pada kuartal I-2021 Karenanya, Maybank Kim Eng Sekuritas merekomendasikan pertahankan beli karena operasi PCL akan memperluas basis pasar ICBP secara signifikan. Pihaknya tidak terlalu memperhatikan dengan peningkatan
net gearing ICBP dari utang akuisisi PCL karena cakupan bunganya masih cukup.
"Target harga kami sebesar Rp 14.000. Pada harga saham saat ini, PER 2021 sebesar 15x terlihat menarik. Risiko penurunan utama adalah depresiasi rupiah yang signifikan dan marjin EBIT yang lebih rendah dari yang diharapkan," pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Tendi Mahadi