Indofood dan Multipolar akan merilis obligasi



JAKARTA. Dua emiten akan menerbitkan surat utang yakni PT Multipolar Tbk (MLPL) dan PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF). Tingginya tingkat suku bunga pinjaman tidak melunturkan minat kedua emiten saham tersebut.

Werianty Setiawan, Sekretaris Perusahaan Indofood, mengatakan, INDF telah menunjuk lima penjamin emisi untuk menerbitkan obligasi. Mereka adalah PT Mandiri Sekuritas, PT BCA Sekuritas, PT DBS Vickers Securities Indonesia, PT Indo Premier Securities, dan PT Trimegah Securities Tbk.  "Perseroan sedang melakukan persiapan untuk penawaran umum atas obligasi dalam mata uang rupiah," ujar Werianty, Selasa (4/3).

Dia belum mengungkapkan nilai emisi dan struktur obligasi tersebut. Namun, sumber KONTAN yang terlibat dalam aksi korporasi tersebut mengatakan, nilai obligasi INDF sekitar Rp 1,6 triliun-Rp 2 triliun.  


Surat utang INDF itu akan bertenor lima tahun. Dana obligasi itu untuk membayar utang jatuh tempo di tahun ini. "Penerbitan obligasi ini untuk refinancing, jumlahnya Rp 2 triliun," kata sumber tersebut.

INDF akan menggelar refinancing utang atas obligasi rupiah V INDF senilai Rp 1,6 triliun yang jatuh tempo 18 Juni 2014. Obligasi bertenor lima tahun tersebut memberi bunga 13% per tahun. Peringkat obligasi INDF itu adalah idAA+ dengan outlook stabil dari Pefindo.

MLPL juga akan menerbitkan obligasi senior alias senior notes tambahan senilai US$ 30 juta setara Rp 348 miliar (US$ 1=Rp 11.600). MLPL akan merilis obligasi melalui anak usahanya, Pacific Emerald Pte Ltd. Obligasi ini akan jatuh tempo tahun 2018 dan memberi kupon 9,75% per tahun. "Ini obligasi tambahan yang akan dikonsolidasi dengan obligasi senior yang terbit 25 Juli 2013," kata Chrysologus RN Sinulingga, Sekretaris Perusahaan MLPL, Selasa (4/3).

Sebelumnya, Pacific Emerald telah menerbitkan obligasi US$ 200 juta setara Rp 2,4 triliun dan akan jatuh tempo di 2018. Nah, obligasi tambahan ini digunakan untuk membiayai keperluan umum perusahaan dan debt service reserve account untuk keperluan pembayaran bunga enam bulanan atas nilai pokok obligasi.

Untuk memuluskan rencana tersebut, Pacific Emerald telah menandatangani subscription agreement dengan Citigroup Global Markets Singapore Pte Ltd serta Deutsche Bank AG, Singapore Branch dan Nomura, sebagai joint bookrunner.

Chrysologus bilang, nilai transaksi penerbitan obligasi awal beserta tambahan ini mencakup 20%-50% ekuitas MLPL. Sampai akhir 2013, ekuitas MLPL Rp 8,97 triliun dengan total kewajiban Rp 11,27 triliun. Sehingga, debt to equity ratio (DER) MLPL sebesar  1,2 kali.

Bunga tinggi

Andy Ferdinand, Kepala Riset Batavia Prosperindo Sekuritas, menyatakan, penerbitan obligasi memang menjadi pilihan cepat untuk refinancing utang. Namun saat ini sulit mendapatkan tawaran bunga rendah.

Andy memprediksikan, kondisi seperti ini akan berlangsung sampai awal semester II 2014. Sebab, inflasi baru melandai di semester II. "Jadi kalau penerbitannya di bulan Juni  2014 akan sulit kompetitif. Tetapi, mungkin bisa lebih rendah dari kupon sebelumnya karena ekonomi membaik," ujar dia.

Menurut Reza Priyambada, Kepala Riset Trust Securities, emiten akan lebih murah mencari dana melalui perbankan dibanding menerbitkan obligasi. Sebab, berutang bank hanya cukup membayar biaya administrasi dan bunga bank. Sedangkan, jika menerbitkan obligasi, juga harus membayar fee underwriting, administrasi dan baiay lain sebelum menerbitkan obligasi.

Kepala Riset Recapital Securities, Akhmad Nurcahyadi menambahkan,  untuk menerbitkan obligasi, emiten harus memiliki arus kas lebih besar dibanding utangnya. Ini untuk memastikan, mereka sanggup memenuhi kewajiban ke depannya.     

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Avanty Nurdiana