Indofood gelar simposium atasi masalah cabai



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF) melalui Indofood Riset Nugraha menyelenggarakan Simposium Nasional 2017 dan Bedah Buku Cabai, di Jakarta, Rabu (18/9). Tema yang diangkat adalah Potensi Pengembangan Agrobisnis dan Agroindustri Cabai. Simposium ini bagian dari peringatan hari pangan sedunia.

Gagasan untuk simposium ini muncul dari keprihatinan Indofood Riset Nugraha soal kasus cabai. Sebagaimana diketahui, sering terjadi fluktuasi harga cabai. Saat tertentu harga melambung tinggi, di saat lain sering terjadi cabai dibagi gratis karena harga terlalu rendah.

Sebagaimana data yang dijabarkan Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Tjahya Widayanti, harga cabai lima  tahun terakhir terus meningkat. Adapun untuk saat ini, rata-rata harga cabai merah besar stabil di kisaran Rp 42.950 per kilogram. Sementara itu, harga rawit merah stabil di Rp 33.480 per kilogram.


"Harga cabai rawit merah besar dan rawit merah turun 8%-16%. Sedangkan, harga cabai merah keriting naik 6% dibanding bulan lalu," tutur Tjahya dalam Simposium Nasional dan Bedah Buku Cabai.

Lanjut Tjahya, produksi cabai nasional cukup untuk memenuhi kebutuhan. Namun, pola produksi masih fluktuatif. Hal inilah yang memicu fluktuasi harga. Di bulan tertentu produksi berlebih, sedangkan di bulan lain kekurangan. Padahal, kelebihan cabai tak bisa dioper ke tahun berikutnya mengingat ketahanan yang singkat.

Melihat hal ini, Direktur INDF franciscus Welirang menyebut, cabai merupakan komoditas unik yang dikonsumsi mikro, namun berpengaruh pada kondisi makro. "Pada 2016, BI menyatakan harga cabai menjadi salah satu sumber utama permasalahan inflasi. Sejak awal 2016 harga cabai berkontribusi 16,1% terhadap inflasi," ujar pria yang akrab disapa Franky tersebut.

Franky melanjutkan, simposium ini dimaksudkan untuk dapat menyusun rekomendasi yang tepat sasaran dan konkrit untuk dapat keluar dari permasalahan harga cabai. Sebagai informasi, simposium ini juga dihadiri oleh aademisi, pengusaha, serta beberapa institusi terkait lainnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Dupla Kartini