Indofood menawar saham perusahaan China



HONG KONG. Produsen mie instan terbesar di Indonesia, PT Indofood Sukses makmur Tbk (INDF) mempertimbangkan rencana menjadi pemegang saham pengendali perusahaan asal negeri tirai bambu yakni China Minzhong Food Corp (MINZ). Rencana ini datang setelah saham MINZ anjlok hingga 48% pasca aksi short selling yang dilakukan Glaucus Research Group.

Minzhong, perusahaan yang berbasis di China dan tercatat di pasar efek Singapura, mengutip pernyataan langsung dari Indofood, bahwa penawaran tersebut kemungkinan besar datang hari ini, Senin (2/9).

Berdasarkan informasi Bloomberg.com, Indofood yang bermarkas di Jakarta sudah melipatgandakan kepemilikan saham di MINZ tahun ini menjadi 29%.


Nominal pengajuan tersebut akan menyesuaikan kapitalisasi pasar MINZ yang kini jatuh ke S$ 347 juta pekan lalu setelah Glaucus mempertanyakan laporan keuangan perusahaan.

Indofood akan melakukan due diligence sebelum menanamkan investasi ke MINZ. Direktur Thomas Tjhie pada 26 Agustus lalu telah berbicara dengan direktur keuangan MINZ dan mempertanyakan tudingan Glaucus tersebut. Namun Thomas menolak berkomentar mengenai rencana tersebut.

Kelly Teoh, market strategies di IG Markets melihat tawaran Indofood menjadi katalis positif bagi MINZ. "Penawaran tersebut akan memberikan investor rasa percaya diri," ujarnya.

Saham MINZ jatuh 53 sen Singapura per saham pada 26 Agustus. Ini adalah kejatuhan terbesar sejak April 2010. Perusahaan saat ini meminta otoritas untuk menghentikan perdagangan efek menyusul penawaran Indofood.

Analis Mandiri Sekuritas, Herman Koeswanto menghitung, emiten berkode saham INDF tersebut kemungkinan besar akan membayar US$ 1,02 per saham MINZ.

Minzhong menuding Glaucus curang

Perusahaan pengekspor sayuran ke 26 negara itu membantah tuduhan Glaucus dan menyatakan tudingan tersebut mengada-ada agar perusahaan bisa melakukan short sell ketika harga saham MINZ anjlok.

Glaucus yang berkantor di Newport Beach, California dinilai membuat pernyataan yang mengguncang pasar. Namun Sorean Aandahl, Direktur riset Glaucus tak menjelaskan lebih lanjut.

"Cara mereka membuat laporan dan kesimpulan sangat curang dan menyababkan kepanikan di pasar efek. Dampak yang ditimbulkan sangat besar pada harga saham kami, semua itu hanya untuk kepentingan mereka sendiri," demikian pernyataan MINZ.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: