JAKARTA. PT Indoguna Utama adalah pemain lama dalam urusan impor daging sapi di Indonesia. Pada 2011, Indoguna mendapat jatah impor daging seberat 5.000 ton. Jumlah ini setara 6,94% dari total alokasi impor daging sapi yang mencapai 72.000 ton. Di tahun yang sama, pemerintah menambah alokasi impor daging sapi 28.000 ton. Dari tambahan itu, kelompok usaha Indoguna yang dimiliki pengusaha Elisabeth Liman ini meraih jatah 10.600 ton. Jatah atas nama Indoguna seberat 1.600 ton. Sedangkan perusahaan yang terafiliasi dengan Indoguna, yakni PT Cahaya Karya Indah mendapat 4.300 ton dan PT Surya Cemerlang kebagian 4.700 ton. Dus, Grup Indoguna menguasai 37,86% alokasi tambahan impor 2011. Dominasi Indoguna terhadap alokasi impor daging sapi berlanjut pada 2012. Selama semester pertama, Grup Indoguna meraih 3.550 ton daging impor, atau menguasai 17,81% dari total alokasi seberat 19.929 ton. Perinciannya, Indoguna mendapatkan 2.700 ton, CV Cemerlang Abadi (350 ton), PT Cahaya Karya Indah (300 ton) dan PT Sinar Terang Utama (200 ton).
Indoguna Utama, pemain lama di bisnis impor daging
JAKARTA. PT Indoguna Utama adalah pemain lama dalam urusan impor daging sapi di Indonesia. Pada 2011, Indoguna mendapat jatah impor daging seberat 5.000 ton. Jumlah ini setara 6,94% dari total alokasi impor daging sapi yang mencapai 72.000 ton. Di tahun yang sama, pemerintah menambah alokasi impor daging sapi 28.000 ton. Dari tambahan itu, kelompok usaha Indoguna yang dimiliki pengusaha Elisabeth Liman ini meraih jatah 10.600 ton. Jatah atas nama Indoguna seberat 1.600 ton. Sedangkan perusahaan yang terafiliasi dengan Indoguna, yakni PT Cahaya Karya Indah mendapat 4.300 ton dan PT Surya Cemerlang kebagian 4.700 ton. Dus, Grup Indoguna menguasai 37,86% alokasi tambahan impor 2011. Dominasi Indoguna terhadap alokasi impor daging sapi berlanjut pada 2012. Selama semester pertama, Grup Indoguna meraih 3.550 ton daging impor, atau menguasai 17,81% dari total alokasi seberat 19.929 ton. Perinciannya, Indoguna mendapatkan 2.700 ton, CV Cemerlang Abadi (350 ton), PT Cahaya Karya Indah (300 ton) dan PT Sinar Terang Utama (200 ton).