Indomobil mulai mengeduk batubara



JAKARTA. PT Indomobil Sukses Internasional Tbk (IMAS) kini fokus melebarkan sayap bisnisnya ke sektor pertambangan. Emiten yang biasanya menjual mobil ini siap menjalankan usaha kontraktor batubara.

IMAS resmi menjadi kontraktor batubara milik PT Nusantara Berau Coal di Kalimantan di wilayah Kalimantan mulai tahun ini. Sejatinya IMAS sudah bisa memproduksi batubara sebanyak 1,7 juta ton pada tahun ini.

Tapi proses penambangan batubara tertunda sehingga baru bisa dimulai pada Mei lalu. Imbasnya, produksi batubara hingga akhir tahun ini kemungkinan hanya mencapai 1,2 juta ton. "Jadi produksi batubara tahun ini sedikit meleset dari target," ujar Bambang Prijono, Asisten Presiden Direktur Divisi Kendaraan Komersial, Peralatan dan Pertambangan IMAS, di Jakarta, akhir pekan lalu.


Manajemen IMAS bertekad bakal memacu produksi batubara mulai awal tahun depan. Menurut Bambang, pengelola perseroan optimistis bisa memproduksi tiga juta ton batubara sepanjang 2012. Pasalnya, persiapan IMAS sudah lebih matang, baik dari sisi infrastruktur maupun aspek pendukung lainnya.

Namun, Bambang enggan membeberkan nilai kontrak yang diterima IMAS dari proyek pertambangan batubara di tahun depan.

Dari hulu ke hilir

IMAS memang berniat lebih gencar menggarap sektor pertambangan batubara. Hal ini merupakan bagian dari strategi perusahaan untuk menguasai rantai pasokan, mulai dari sektor hulu hingga hilir pertambangan.

Selama ini, melalui anak usahanya, yakni PT Indotruck Utama, IMAS memasarkan alat berat untuk sektor pertambangan. "Kami ingin mensinergikan hal itu dengan sektor hulunya," papar Bambang.

Pada akhir pekan lalu, Indotruck baru ditunjuk oleh produsen alat berat dunia, yaitu Volvo Construction Equipment (VEC), sebagai distributor di Indonesia. Indotruck bakal memasarkan alat berat produksi VEC untuk kawasan Sumatera, Jawa, Nusa Tenggara dan Papua.

Untuk mendukung ekspansi tersebut, Indotruck bakal membangun delapan cabang penjualan. Lokasinya di wilayah Jambi, Bengkulu, Muara Bungo, Muara Enim, Bangka, Sorong, Aceh dan Mataram.

Bambang masih enggan membeberkan nilai investasi pembangunan tiap kantor cabang. Dengan alasan, nilai proyeknya bervariasi satu sama lain. "Tiap cabang kelasnya berbeda, saya belum bisa memproyeksikan kebutuhan dananya," ungkap Bambang.

Sebagai informasi, selama ini divisi kendaraan komersial, peralatan dan pertambangan berkontribusi sekitar 14% hingga 15% terhadap total pendapatan IMAS.

Mengacu pada laporan keuangan per Juni tahun ini, IMAS mencatatkan pendapatan bersih senilai Rp 6,93 triliun. Ini berarti divisi kendaraan komersial, peralatan dan pertambangan menyumbang pendapatan sekitar Rp 970 miliar.

Di periode yang sama, IMAS mengantongi laba bersih Rp 412,21 miliar, tumbuh 72,32% dari laba bersih per Juni 2010. Harga saham IMAS, Jumat (16/9) lalu, naik 5,33% menjadi Rp 11.850 per saham.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Barratut Taqiyyah Rafie