Indonesia AirAsia (CMPP) lebih memilih isi avtur di negara tetangga



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga bahan bakar pesawat atau avtur yang dijual oleh PT Pertamina (Persero) menyebabkan harga tiket pesawat ikut melambung. Padahal sejauh ini harga avtur dunia masih bisa dikatakan stabil. Spekulasi muncul bahwa pajaklah yang menjadi penyebab tingginya harga avtur di Indonesia.

Dendy Kurniawan, Direktur Utama PT Indonesia AirAsia Tbk menjelaskan perbedaan harga avtur di Tanah Air dengan Malaysia dan Singapura cukup besar. Menurut dia, harga avtur di Malaysia dan Singapura yang hampir sama tersebut lebih rendah 6%-7% ketimbang avtur Indonesia. "Tergantung harga MOPS-nya, bisa sekitar 6%-7%, bahkan bisa malah sampai 10%," ungkap Dendy kepada Kontan.co.id, Jumat (15/2).

Alhasil, maskapai berkode saham CMPP tersebut lebih memilih mengisi bahan bakar bagi armadanya di negara tetangga. "Kalau di Malaysia ya dari vendor yang ada di sana, misalnya Exxon, Petronas, dan lain-lain. Tergantunglah uplift-nya di mana," jelas Dendy.


CMPP sempat merasakan lonjakan harga avtur di tahun lalu. Kendati demikian, perusahaan ini menyiasatinya dengan berbagai strategi seperti melakukan efisiensi operasional, hedging terhadap harga bahan bakar, serta memberi kompensasi kepada penumpang dalam bentuk peningkatan kualitas pelayanan.

Jika harga avtur di Indonesia terus naik, maka menurut Dendy bukan tidak mungkin seluruh penerbangan akan punya beban operasional yang lebih, sehingga berimbas pada kenaikan harga tiket. Sehingga Dendy beranggapan bahwa maskapai harus pandai berstrategi. "Pintar-pintarnya kitalah bagaimana supaya keterisian kita tidak turun, konsumen tetap mau dengan kami. Ya, mungkin akan ada kenaikan harga tiket, tapi gak terlalu banyak," tutupnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati