Indonesia akan Pacu Ekspor ke Eropa



JAKARTA. Pebisnis Indonesia mulai melakukan diversifikasi pasar ekspor ke sejumlah negara di luar Amerika Serikat untuk tetap mempertahankan nilai ekspor yang belakangan ini melesu akibat dampak krisis global. Hal tersebut dijelaskan Wakil Presiden Jusuf Kalla usai menemui Pangeran Philippe dari Istana Belgia di Istana Wakil Presiden, Senin (24/11).

"Dampak krisis global itu lebih kecil di Eropa daripada di AS. Eropa selama ini merupakan pasar yang baik, sehingga kita harus meningkatkan ekspor ke sana," ucap Kalla. Wapres juga mengatakan, Indonesia dan Belgia telah sepakat untuk meningkatkan hubungan perdagangan sebagai upaya bersama dalam mengatasi krisis finansial global.

Ia memaparkan, krisis global yang terjadi saat ini harus memacu seluruh negara untuk lebih cepat mempromosikan perdagangan dan investasi. Karena semua negara terkena imbas penurunan daya beli di AS sehingga ekspor di AS turun. "Karena itu kita harus meningkatkan ekspor ke luar AS," ucapnya


Wapres mengakui, ekspor produk Indonesia ke Amerika Serikat tahun depan pasti merosot. Khususnya untuk produk tekstil, elektronik, dan karet. Sebab itu diperlukan perluasan pasar ke negara-negara lain, khususnya Belgia. Wapres mengakui, pertama, Belgia itu memiliki teknologi yang baik dan berkembang.

Kedua, Belgia merupakan Ibukota Uni Eropa, "Kalau kita punya hubungan perdagangan yang baik dengan Belgia, maka akses ke UE secara administrasi itu penting sekali," katanya. Wapres mengatakan, banyak produk Indonesia yang diekspor ke Eropa dengan nilai ekspor per tahun mencapai US$ 15 miliar.

Sementara itu Pangeran Philippe merasa tetap optimistis dengan peluang berinvestasi di Indonesia. "Kami mengajak 100 pebisnis dari Belgia. Walaupun saat ini situasi tidak mudah di seluruh negara, kami tetap percaya dan antusias untuk berkunjung ke Indonesia," papar Pangeran Philippe.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Test Test