Indonesia ancam balas Uni Eropa terkait diskriminasi sawit



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah Indonesia mengancam akan membalas tindakan Uni Eropa yang berlaku diskriminatif terhadap sawit Indonesia. Tindakan Uni Eropa ini dinilai berpotensi merusak hubungan Indonesia dan Uni Eropa.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution mengatakan, bila Uni Eropa akhirnya mengimplementasikan kesepakatan Renewable Energy Directive (RED) II, maka benua biru tersebut sudah secara terang benderang melakukan tindakan yang merugikan minyak sawit Indonesia.

"Jadi selain kita gugat ke WTO, kita juga bisa retaliasi, memangnya kenapa, kalau mereka sepihak, masak kita tidak bisa lakukan yang sepihak juga,"ujarnya, Rabu (20/3).


Meski demikian, Darmin mengatakan, pemerintah Indonesia akan berupaya membatalkan kebijakan diskriminasi terhadap sawit itu dibatalkan.

Saat ini implementasi kebijakan tersebut sudah disetujui oleh komisi Uni Eropa. Begitu selesai pembahasan akan dilakukan voting di parlemen UE untuk mengimplementasikan kebijakan tersebut.

"Kalau upaya ketidakadilan berlanjut, bisa sampai mempengaruhi hubungan baik Uni Eropa dan Indonesia, jangan main-main!" tegas Darmin. 

Darmin juga mengungkapkan akan membangun dukungan. Dukungan akan dilakukan melalui negara Asia Tenggara (ASEAN) dan Dewan Negara Produsen Minyak Sawit (CPOPC).

Indonesia juga akan terus meminta dukungan dari dunia usaha untuk menolak aturan tersebut. Selain itu, Indonesia mengancam akan membawa aturan ini ke WTO bila diterapkan.

Produksi minyak sawit bisa mencapai enam kali hingga 12 kali lipat produksi minyak rap sheet dan bunga matahari. Padahal bila UE menghentikan penggunaan minyak sawit tidak akan dapat dipenuhi produksi minyak nabati dari sumber lain.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Noverius Laoli