Indonesia Ancam Hentikan Ekspor Gas ke Jepang



JAKARTA. Protes atas pengetatan impor mineral Indonesia, Jepang kembali mengancam. Kali ini Jepang mengancam akan menghentikan ekspor kertas foto copy ke Indonesia. Namun tak mau kalah, Indonesia balik mengancam akan menghentikan ekspor gas.

Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Rudi Rubiandini mengatakan, secara informal pemerintah Jepang sudah menyampaikan ke Badan Koordinasi Penananaman Modal (BKPM) untuk menghentikan ekspor kertas foto copy ke Indonesia. Ini merupakan ancaman kedua setelah sebelumnya Jepang mengancam mengadukan Indonesia ke WTO.

Maklum, industri stainless steel negeri Sakura itu terkena imbas dari kebijakan pengetatan ekspor mineral di Indonesia, terutama nikel sebagai bahan baku industri tersebut.


"Ketika kami bicarakan dengan BKPM, apa yang harus kita lakukan, kita tantang saja. Apabila memang nanti kertas foto copy itu dilarang, maka (ekspor) gas kita bisa saja kita hentikan,"ujar Rudi dalam diskusi kebijakan hilirisasi mineral yang diselenggarakan Fraksi Partai Gerakan Indonesia Raya di Kompleks Parlemen, Jakarta, Kamis (5/7).

Ia menjelaskan, ekspor biji nikel ini meningkat tajam, dari 5 juta ton pada tahun 2008 menjadi 33 juta ton pada 2011. "Padahal apabila kita olah dulu akan memberikan nilai tambah kira-kira 19 kalinya. Jadi hari ini dijual Rp 1 dalam bentuk biji, tapi kalau diolah dulu harganya menjadi Rp 19. Siapa yang menikmati Rp 18 itu? Kita kirim bijinya ke Jepang dan China, disana diolah lalu dijual lagi ke kita. Dan siapa yang mensuplai energi untuk pengolahan itu? Kita pula,” keluhnya.

Karena itulah, Rudi menegaskan pemerintah Indonesia tak gentar menghadapi ancaman Jepang. Berdasarkan catatan KONTAN tahun 2011 lalu, Indonesia mengirimkan 172 kargo LNG ke Jepang. Kiriman suplai kargo ke Jepang itu berasal dari beberapa kilang, seperti Kilang Tangguh, Kilang Bontang dan Kilang Arun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: