JAKARTA. Tiga perusahaan – dua dari Indonesia dan satu dari Australia- membentuk kemitraan atau joint venture (JV) membangun peternakan sapi di Sulawesi Selatan dengan investasi US$ 10 juta. Mayoritas kepemilikan di perusahaan joint venture dipastikan akan dikuasai oleh perusahaan dari dalam negeri. Tiga perusahaan itu adalah, PT Pramana Agri Resources dan PT Rumpinary Agro Indusri yang keduanya berbentuk permodalan dalam negeri (PMDN). Adapun mitra dari Australia adalah perusahaan peternakan sapi Australian Rural Export (Austrex). Usaha peternakan sapi hasil patungan ketiga perusahaan ini akan mencakup pembibitan, penggemukan dan pengolahan daging sapi. Usaha patungan tersebut berlokasi di Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan, dengan luas lahan 5.000 hektar (ha). Peternakan ini akan memiliki fasilitas penggemukan sapi, rumah potong hewan (RPH), dan area pengembangan dan penyediaan lahan untuk pakan ternak. Himawan Hariyoga, Deputi Bidang Promosi Penananam Modal Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), mengatakan, program kemitraan ini adalah tindak lanjut program ketahanan pangan di sektor daging dan ternak sapi antara Indonesia dan Australia. "Setelah dua tahun rencananya, hari ini resmi dimulai kerjasamanya. Tiga bulan ke depan bisa langsung dimulai untuk pembangunan," kata Himawan pada Rabu (10/6). Lebih lanjut Himawan menjelaskan, pembangunan peternakan ini butuh waktu dua tahun. Paling lambat pengoperasian dilakukan semester II- 2017. Himawan mengklaim, minat perusahaan asing masuk ke sektor peternakan sapi cukup tinggi. Hal ini tampak dari realisasi investasi peternakan sapi dan industri pengolahan sapi - sejak 2010 sampai kuartal 1-2015- didominasi PMA.
Indonesia - Australia patungan di peternakan sapi
JAKARTA. Tiga perusahaan – dua dari Indonesia dan satu dari Australia- membentuk kemitraan atau joint venture (JV) membangun peternakan sapi di Sulawesi Selatan dengan investasi US$ 10 juta. Mayoritas kepemilikan di perusahaan joint venture dipastikan akan dikuasai oleh perusahaan dari dalam negeri. Tiga perusahaan itu adalah, PT Pramana Agri Resources dan PT Rumpinary Agro Indusri yang keduanya berbentuk permodalan dalam negeri (PMDN). Adapun mitra dari Australia adalah perusahaan peternakan sapi Australian Rural Export (Austrex). Usaha peternakan sapi hasil patungan ketiga perusahaan ini akan mencakup pembibitan, penggemukan dan pengolahan daging sapi. Usaha patungan tersebut berlokasi di Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan, dengan luas lahan 5.000 hektar (ha). Peternakan ini akan memiliki fasilitas penggemukan sapi, rumah potong hewan (RPH), dan area pengembangan dan penyediaan lahan untuk pakan ternak. Himawan Hariyoga, Deputi Bidang Promosi Penananam Modal Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), mengatakan, program kemitraan ini adalah tindak lanjut program ketahanan pangan di sektor daging dan ternak sapi antara Indonesia dan Australia. "Setelah dua tahun rencananya, hari ini resmi dimulai kerjasamanya. Tiga bulan ke depan bisa langsung dimulai untuk pembangunan," kata Himawan pada Rabu (10/6). Lebih lanjut Himawan menjelaskan, pembangunan peternakan ini butuh waktu dua tahun. Paling lambat pengoperasian dilakukan semester II- 2017. Himawan mengklaim, minat perusahaan asing masuk ke sektor peternakan sapi cukup tinggi. Hal ini tampak dari realisasi investasi peternakan sapi dan industri pengolahan sapi - sejak 2010 sampai kuartal 1-2015- didominasi PMA.