Indonesia beraksi atas usulan parlemen Uni Eropa menghapus penggunaan biodiesel



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Parlemen Eropa tengah mengusulkan untuk menghapus penggunaan biodiesel dari minyak nabati pada 2030 dan dari minyak kelapa sawit pada 2021. Indonesia sebagai produsen biodiesel turut beraksi supaya usulan ini tidak lolos.

Paulus Tjakrawan, Ketua Harian sosiasi Produsen Biofuels Indonesia (APROBI) mengatakan hal ini akan dibicarakan dan diputuskan bersama European council dan European Commission.

"Kami tetap berupaya agar usulan ini tidak disetujui council dan commission. Upaya ini dilakukan semua pihak. Mulai dari Kementerian Luar Negeri, Kementerian Perdagangan, Presiden, bahkan pelaku usaha," ujar Paulus kepada KONTAN, Rabu (7/2).


Paulus pun mengatakan, pihaknya berharap ada negara lain yang melakukan penolakan atas usulan parlemen Eropa ini. Namun, dia menyadari hal ini tergantung dari situasi dan hubungan politik Indinesia dengan masing-masing negara Eropa.

Hal senada pun diungkapkan oleh Iskandar Andi Nuhung, Direktur Eksekutif Dewan Minyak Sawit Indonesia (DMSI). Menurutnya, hubungan baik antara negara harus terus diperbaiki.

Meski begitu, menurut Iskandar, Indonesia tidak perlu terlalu khawatir. Menurutnya, produk sawit Indonesia seperti biodiesel masih dibutuhkan oleh banyak negara.

Apalagi masih ada China, India dan Pakistan sebagai pengguna produk sawit yang cukup besar. Bahkan China pun sedang fokus mengembangkan bioenegeri.

"Kita tidak perlu terlalu cemas karena negara seperti India, China dan Pakistan memiliki tren permintaan besar, kami hanya khawatir mereka dipengaruhi Uni Eropa," tutur Iskandar, Kamis (8/2).

Sampai saat ini baik Paulus dan Iskandar memperkirakan produk biodiesel di Indonesia masih akan diserap oleh domestik. Sebelumnya, Aprobi memperkirakan produksi biodiesel tahun ini bisa mencapai 3,5 juta kiloliter.

Berdasarkan data Aprobi, hingga November 2017 produksi biodiesel mencapai 3,13 juta kiloliter sementara serapan dalam negeri sebesar 2,35 juta kiloliter dan untuk ekspor sebesar Rp 179.000 kiloliter.

Sementara itu, Indonesia pun tengah berunding dengan China untuk menyerap biodiesel dari Indonesia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Yudho Winarto