KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indonesia berkomitmen akan terus bekerja keras dalam mencapai nol emisi karbon sebelum tahun 2060. Komitmen tersebut merupakan langkah Indonesia dalam upaya membangun negara makmur dan berkelanjutan dengan perekonomian inklusif. Dalam menurunkan emisi karbon Indonesia berkomitmen memperbaiki pengelolaan forest and other land use (FOLU), serta mempercepat transisi energi menuju energi baru terbarukan.
“Dalam hal pengelolaan FOLU, Indonesia terus menjaga dan memperluas hutan mangrove serta merehabilitasi hutan dan lahan,” ujar Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam keterangan tertulis, Senin (4/12).
Baca Juga: Saat COP28, Indonesia Percaya Diri Menyebut Telah Menjalankan Kendali Iklim Selain itu, Indonesia juga telah berhasil menurunkan angka deforestasi pada titik terendah dalam 20 tahun terakhir. Hal ini juga diikuti dengan pembangunan persemaian yang dilakukan dalam skala besar dengan kapasitas total sekitar 75 juta bibit per tahun dan juga sudah mulai efektif berproduksi. Sementara dalam hal transisi energi, Indonesia untuk mempercepat pengembangan energi baru terbarukan. Adapun pengembangan energi baru terbarukan di Indonesia utamanya melalui energi surya, air, angin, panas bumi, dan arus laut, serta pengembangan biodiesel, bioethanol, dan bioaftur yang diklaim semakin luas. Untuk mewujudkan komitmen tersebut, Jokowi mengundang sejumlah pihak seperti mitra bilateral, investasi swasta, filantropi, dan negara sahabat untuk menjalin kolaborasi pendanaan dalam mewujudkan nol karbon emisi pada 2060. “Target Paris agreement and net zero emission hanya bisa dicapai jika kita bisa menuntaskan masalah pendanaan transisi energi ini. Dari situlah masalah dunia bisa diselesaikan,” tegasnya. Dalam satu dekade terakhir, Indonesia memiliki peran penting dalam mendukung negosiasi substansial dalam Conference of the Parties (COP) UNFCCC. Sejumlah langkah dan kebijakan monumental pun tercipta. Misalnya Rencana Operasional FOLU Net Sink 2030, panduan untuk aksi iklim praktis di Indonesia, yang merupakan hasil diskusi pada COP26 di Glasgow dua tahun lalu. Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Siti Nurbaya menyampaikan, target iklim FOLU Net Sink 2030 yang diluncurkan pada COP26, merupakan komitmen dan implementasi iklim dengan dasar hukum yang kuat. Regulasi tersebut ditandatangani oleh Presiden pada bulan Oktober 2021. “Target FOLU Net Sink 2030 ini lebih dari sekadar janji yang dibuat di atas kertas. Kita secara konsisten telah menunjukkannya melalui tindakan nyata di lapangan,” ujar Siti. Siti menjelaskan, Indonesia juga telah berhasil mengurangi deforestasi lebih banyak dibandingkan negara lain dalam beberapa tahun terakhir, dan memastikan sektor FOLU berkontribusi terhadap pengurangan emisi Indonesia sebesar 60%. Pada peristiwa El Nino tahun ini, hanya 16% dari total kebakaran hutan dan lahan yang disebabkan oleh kebakaran gambut, serta tidak menimbulkan kabut asap lintas batas di Indonesia.
Baca Juga: Badan Standardisasi Nasional Mendorong Implementasi Ekonomi Sirkular dan ESG Siti memastikan, target iklim FOLU Net Sink 2030 tetap sesuai rencana sama artinya dengan melindungi spesies utama dan habitatnya. Begitu juga dengan upaya restorasi gambut berbasis masyarakat dan rehabilitasi mangrove, yang mencakup jutaan hektar lahan.
Lebih lanjut, Siti mengatakan kepemimpinan iklim oleh Presiden Jokowi merupakan bagian integral dari warisan beliau, hal ini disebutnya terlihat jelas dalam pembentukan sistem tata kelola karbon berbasis hukum, yang memprioritaskan pencapaian target Kontribusi Nasional (NDC) Indonesia. “Hasil-hasil penting dalam bidang iklim tersebut menunjukkan bahwa kepemimpinan Presiden Jokowi dalam bidang iklim didasarkan pada kepemimpinan yang memberi contoh—bukan sekadar klaim, janji, atau komitmen di atas kertas,” tegas Siti. Pada kesempatan tersebut, Siti juga menyoroti komitmen generasi muda terhadap pemulihan lingkungan melalui gaya hidup ramah lingkungan. Sejak tahun 2014, KLHK telah mengadvokasi pengembangan generasi sadar lingkungan yang ditanamkan nilai-nilai cinta lingkungan. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Handoyo .