Indonesia berpeluang dapat angin segar dari Jepang



JAKARTA. Indonesia akan menuai manfaat dari program stimulus yang dikucurkan pemerintah Jepang. Sebab, Wakil Menteri Keuangan Mahendra Siregar mengatakan Jepang salah satu tujuan ekspor komoditas Indonesia. Dengan demikian,"Kalau Jepang tumbuh baik implikasinya tentu kepada mitra ekonomi utamanya akan demikian," katanya, Kamis (17/1).Menurut Mahendra, dengan kondisi Eropa dan Amerika Serikat yang masih buruk, ekonomi Asia, termasuk Jepang masih menjadi tumpuan mesin pertumbuhan ekonomi. Nah, sebagai salah satu negara mitra utama Jepang, Indonesia tentu akan terkena imbas positif.Dalam catatan Credit Suisse, Indonesia akan menjadi negara yang diuntungkan dar pemulihan ekonomi Jepang. Alasannya, ekspor Indonesia ke Jepang sebagian besar merupakan komoditas mentah terutama bahan bakar mineral yang akan mendapatkan keuntungan ketika permintaan domestik Jepang tumbuh.Namun, Mahendra bilang saat ini masih terlalu awal untuk melihat apakah perbaikan ekonomi di Jepang betul-betul terealisasi. Pasalnya, sudah sejak lama ekonomi Jepang tumbuh sangat rendah sehingga membutuhkan waktu lama untuk memulihkan ekonominya. Meski bisa memanfaatkan momentum pemulihan ekonomi Jepang, Indonesia tetap harus berhati-hati. Sebab, "Kondisi ekonomi global masih terlalu rapuh untuk bisa dikatakan pulih secara berkelanjutan," ujar Mahendra.Ekonom Samuel Sekuritas Lana Soelistyaningsih menambahkan, Jepang memang membutuhkan banyak bahan baku dari Indonesia seperti mineral dan komoditas mentah lainnya. Tapi, kata dia sebenarnya mitra dagang utama Jepang adalah China. Menurut Lana, jika Jepang bisa melirik Indonesia sebagai pengganti China, maka Indonesia bisa sangat diuntungkan. Meski ada stimulus, Lana mengatakan tapi tidak ada jaminan ekonomi Jepang bakal pulih. "Dalam jangka pendek, stimulus ini belum menjadi pendorong besar. Karena masalah di Jepang bukan sekedar masalah makro, sehingga butuh waktu lama untuk memulihkan ekonominya," jelas Lana.Untuk menjaga keberlanjutan ekonomi di dalam negeri, Mahendra bilang ke depan Indonesia harus tetap menjaga pertumbuhan ekonomi yang lebih seimbang. Caranya, selain menjaga ekspor Indonesia juga harus mengendalikan impor dan menjaga ekonomi domestik tetap kuat.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Editor: Edy Can