KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indonesia berpotensi krisis air di masa depan. Data dari World Resources Institute (WRI) menunjukkan kalau Indonesia berpeluang menjadi negara yang tingkat stress airnya sangat tinggi. Artinya cadangan air tidak lagi mencukupi mencukupi permintaan. Dengan kondisi seperti saat ini, konservasi air menjadi sesuatu yang wajib dilakukan di Indonesia, terutama di wilayah-wilayah yang memang rentan kekeringan seperti Jawa, Bali, dan Nusa Tenggara dan untuk itu diperlukan kerjasama dan kolaborasi seluruh pemangku kepentingan. Direktur Perencanaan dan Evaluasi Pengendalian Daerah Aliran Sungai, Saparis Soedarjanto menjelaskan bahwa pemerintah tengah melakukan berbagai upaya Rehabilitasi Hutan dan Lahan (RHL) sebagai bagian dari inisiatif memperkuat daya dukung Daerah Aliran Sungai (DAS) dan mengurangi kejadian bencana hidrometeorologi.
“Upaya pemulihan ini dilakukan secara fisik melalui kegiatan RHL dan pembuatan bangunan sipil teknis, maupun dengan membangun kesadaran dan peran masyarakat, pemerintah daerah dan swasta. Dalam hal ini kami juga mengapresiasi sektor swasta yang dalam menjalankan usahanya tetap mengedepankan prinsip-prinsip keberlanjutan dan terus berinovasi dalam mengembangkan berbagai inisiatif untuk bersama menjaga kualitas dan kuantitas air,” ujar Saparis webinar “Konservasi Air Demi Masa Depan” yang merupakan bagian dari seri webinar Gotong Royong #JagaBumi yang diselenggarakan Katadata dan Danone Indonesia, Kamis (22/4).
Head of Climate & Water Stewardship Danone Indonesia, Ratih Anggraeni menjelaskan perusahaannya bbersama masyarakat dan para mitra terus berkomitmen dan telah melakukan berbagai inisiatif pengelolaan sumber daya air yang berkelanjutan. Dinataranya melalui berbagai upaya konservasi, pertanian ramah lingkungan, serta penyediaan akses air bersih baik bagi masyarakat. “Selain itu kami juga selalu berupaya untuk menargetkan penghematan dan pemanfaatan kembali air, serta menjalankanpraktik bisnis yang bertanggung jawab dan sesuai dengan regulasi terkait penggunaan sumber daya air yang ditetapkan oleh pemerintah,” ujar Ratih.
Menurutnya, berkat kemitraan yang terbangun bersama dengan pemerintah pusat dan lokal, masyarakat, serta LSM, hingga saat ini, Danone Indonesia tercatat telah berhasil menanam hingga lebih dari 2,4 juta pohon, membangun lebih dari 1900 sumur resapan, membangun lebih dari 80.000 lubang biopori, membangun fasilitas panen hujan, serta membuka akses air bersih dan sanitasi yang menjangkau lebih dari 361.000 orang. Selain itu, Danone Indonesia juga bergabung dan menjalin kolaborasi bersama Yayasan Konservasi Alam Nusantara (YKAN), Yayasan Aliansi Wali Sumber Daya Air Indonesia (AWS Indonesia), PT Coca-Cola Indonesia, Global Water Partnership Southeast Asia, PT L’Oréal Indonesia, PT Multi Bintang Indonesia, PT Nestlé Indonesia, dan PT Unilever Indonesia, Tbk untuk mengembangkan Koalisi Air Indonesia yang menjadi bentuk kemitraan multipihak untuk penatalayanan air melalui aksi kolektif, penerapan standar keberlanjutan dan praktek terbaik, serta upaya menciptakan lingkungan yang kondusif untuk pengelolaan sumber daya air di wilayah Daerah Aliran Sungai (DAS) yang didalamnya turut mengatur mengenai tata kelola dan mekanisme pembiayaan. “Kami berharap, kedepannya seluruh pihak termasuk seluruh pengguna air dapat memaknai betapa berharganya air dan memanfaatkannya secara bijak sekaligus menjaga kelestariannya lebih baik lagi sehingga kualitas, kuantitas dan keberlanjutannya dapat terus terjaga,” ujar Ratih. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Lamgiat Siringoringo