Indonesia berpotensi masuk indeks obligasi global



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sentimen positif terus menghinggapi Indonesia. Terbaru, Bloomberg akan memasukkan Indonesia dalam Indeks Agregat Obligasi Global atau Global Bond Index. Bila masuk, obligasi Indonesia akan mengisi 0,23% porsi indeks obligasi dunia.

Pengumuman masuk atau tidaknya obligasi Indonesia dalam indeks tersebut dilakukan Januari 2018. Bila benar terjadi, analis Goldman Sachs Group Inc memprediksi, bursa obligasi Indonesia berpotensi kemasukan dana segar US$ 4 miliarUS$ 5 miliar.

Fixed Income Fund Manager Ashmore Asset Management Indonesia Anil Kumar menyatakan, porsi 0,23% dalam indeks global mengacu pada obligasi pemerintah saja. "Asing bisa masuk lagi selama rupiah stabil," jelas Anil kepada KONTAN, kemarin.


Sejak akhir September hingga 2 November, dana asing keluar dari surat berharga negara sebesar Rp 17,65 triliun. Tapi secara year to date (ytd), asing telah memasukkan Rp 135,91 triliun, naik 20,41%.

Dengan rating investment grade, Fund Manager Capital Asset Management Desmon Silitonga menilai, Indonesia layak masuk indeks obligasi global. Meski kapitalisasi obligasi Indonesia di bawah Jepang, China dan Singapura, trennya naik setiap tahun.

Yield juga menarik. Di Asia Pasifik, surat utang tenor 10 tahun milik Indonesia berada di urutan ketiga, dengan yield mencapai 6,69%. Di urutan teratas ada Pakistan dengan yield 8,00% dan India 6,88%.

Ahmad Mikail, Ekonom Samuel Sekuritas Indonesia, optimistis, masuknya Indonesia dalam indeks obligasi global akan mendorong capital inflow. Saat ini Global Bond Index kawasan Asia Pasifik diisi obligasi dari Jepang, Australia, Hong Kong, Malaysia, Selandia Baru, Singapura, Korea Selatan dan Thailand.

Yang terang, kini obligasi Indonesia makin diburu investor, termasuk obligasi korporasi. Pekan lalu, misalnya, peminat global bond PT Chandra Asri Tbk mencapai US$ 2,2 miliar atau oversubscribed 7,3 kali dari target US$ 300 juta. Tak lama berselang, giliran obligasi dollar AS PT Indika Energy Tbk oversubscribed hingga enam kali lipat.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati