KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pembangunan rendah karbon merupakan salah satu strategi transisi menuju ekonomi hijau dan pembangunan berkelanjutan, Pembangunan rendah karbon juga menjadi tulang punggung menuju ekonomi hijau untuk mencapai visi Indonesia maju 2045 dan mencapai nol emisi pada 2060. Transformasi ekonomi Indonesia menjadi ekonomi hijau merupakan salah satu strategi agar Indonesia dapat keluar dari middle income trap. Ekonomi hijau dan pembangunan rendah karbon akan mendorong pertumbuhan ekonomi dan meningkatkan kesejahteraan sosial dengan tetap menjaga kualitas lingkungan. Di sisi lain, Indonesia berupaya menjadi hub karbon dunia. Salah satunya Indonesia Carbon Trade Association (IDCTA) yang akan mengadakan Forum Carbon Digital Conference (CDC) pada 8-10 November 2023 di Bali. "IDCTA berharap akan terjadi transaksi pembelian karbon di forum tersebut," kata Ketua Umum IDCTA, Riza Suarga, dalam keterangan tertulis, Selasa (7/11).
Menurutnya, Indonesia bisa menjadi hub karbon dunia, mengalahkan Jepang hingga yang sudah lebih dulu menerapkan teknologi Carbon Capture and Storage (CCS) dan Carbon Capture, Utilization, and Storage (CCUS). “Besarnya potensi Indonesia sebagai pusat perdagangan karbon dunia terlihat dengan adanya beberapa CCS hub proyek yang saat ini dikembangkan: Sumatera, North-West Java, Papua, dan Masela. Lokasi tersebut merupakan potensi yang mungkin ke depannya akan dikembangkan sebagai CCS hub,” jelas Riza. Baca Juga: Ini Daftar Perbankan Dengan Kredit Hijau Terbesar Yuliana Sudjonno, PwC Indonesia Sustainability Leader dan Knowledge Partner untuk CDC 2023 menambahkan, Indonesia mempunyai pasokan kredit karbon yang melimpah, namun tanpa sisi permintaan yang kuat di pasar karbon, pasar pemasok tidak akan berarti apa-apa.