KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah optimistis Indonesia memiliki potensi yang besar untuk menjadi pusat produksi produk halal dunia. Sebagai negara dengan populasi muslim terbesar, ekonomi halal merupakan sumber pertumbuhan ekonomi Indonesia yang menjanjikan. Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan, dengan besarnya potensi ekonomi halal di masa mendatang, maka Indonesia seharusnya tidak hanya menjadi konsumen. Namun, juga dapat menjadi pusat produksi produk halal dunia.
Menurutnya, meningkatnya permintaan makanan halal menjadi peluang bagi industri makanan dan minuman nasional. Sementara perkembangan tren fashion busana muslim, harus dimanfaatkan oleh industri tekstil dan produk tekstil nasional melalui ragam inovasi produk dan optimalisasi tekstil fungsional. Begitu juga pada industri farmasi dan industri kosmetik, optimalisasi pemanfaatan keanekaragaman hayati Indonesia yang unik dapat menjadi nilai tambah.
Baca Juga: Tren Perjalanan Wisata Diprediksi Terus Tumbuh Saat Momen Libur Akhir Tahun "Sudah sepatutnya industri halal menjadi landasan ekonomi. Bukan hanya Indonesia sebagai konsumen, tetapi sebagai produsen untuk pasar domestik dan global," ujar Airlangga dalam keterangan resminya, Rabu (18/10). Airlangga bilang, Indonesia dengan penduduk muslim terbesar di dunia yakni 236 juta jiwa atau 12% dari seluruh populasi muslim dunia, memiliki kebutuhan produk halal yang besar, yang sekaligus bisa menjadi pendorong untuk pertumbuhan industri halal. Ia menambahkan, kebijakan pengembangan industri halal perlu mencakup tiga komponen utama. Pertama, peningkatan kualitas UMKM dengan tentunya pembiayaan keuangan syariah. Kedua, dibentuknya National Halal Fund untuk mendukung industri halal dan produk syariah. Dan ketiga, harus ada kawasan-kawasan yang dibangun khusus untuk industri-industri yang berbasis halal dan juga untuk memfasilitasi investasi. Sebelumnya, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyampaikan, industri halal dapat meningkatkan produk domestik bruto (PDB) Indonesia sebesar US$ 5,1 miliar per tahun melalui ekspor serta peluang investasi.
Baca Juga: Diminta Dorong Ekonomi Digital, Ini Upaya Perbankan Berikan Pendanaan ke Startup Namun, dirinya menekankan, penerapan prinsip halal ini tidak hanya terbatas pada batasan agama saja. Hal ini juga mencakup standar kebersihan dan keamanan produk yang relatif tinggi. Tak heran, jika permintaan produk halal juga berasal dari konsumen non muslim. "Sebagai negara dengan populasi muslim terbesar, Indonesia memproduksi atau mengembangkan pasar produk halal. Kami melihat potensi yang kuat dan ini merupakan sumber pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan yang baik dan kredibel," ujar Sri Mulyani dalam acara The 7th Annual Islamic Finance Conference, Selasa (29/8). Menkeu menyebut, Indonesia memegang peran penting dalam ekonomi halal global. Oleh karena itu, meningkatnya permintaan akan produk dan layanan halal serta posisi strategis Indonesia di pasar gobal telah memberikan potensi pertumbuhan yang cepat serta ruang pengembangan yang luas bagi perekonomian halal Indonesia. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Anna Suci Perwitasari