JAKARTA. Pemerintah Indonesia sudah berniat ikut serta dalam kesepakatan kerjasama perdagangan Kemitraan Trans-Pasifik atau Trans-Pacific Partnership (TPP). Tetapi, tidak semua setuju, atau masih ada sejumlah pihak yang merasa belum sejalan dengan keuntungan skema tersebut. Direktur Eksekutif Institute for Development of Economic and Finance (INDEF) Enny Sri Hartati, menjelaskan, dengan menjadi anggota TPP, belum tentu Indonesia bisa mendapatkan keleluasan dalam melakukan kegiatan perdagangan. Justru, bisa menciptakan persaingan ketat di antara negara anggotanya. “Menurut Bank Dunia pada 2014, porsi ekspor manufaktur terhadap total ekspor Negara anggota TPP rata-rata di atas 50 persen, sedangkan porsi ekspor terhadap total ekspor Indonesia masih kecil, yaitu hanya 8,6 persen,” kata Enny dalam acara Focus Group Discussion (FGD) oleh Forwin di Gedung Kemenperin, Rabu (1/6/2016).
Indonesia bisa jadi sasaran impor otomotif
JAKARTA. Pemerintah Indonesia sudah berniat ikut serta dalam kesepakatan kerjasama perdagangan Kemitraan Trans-Pasifik atau Trans-Pacific Partnership (TPP). Tetapi, tidak semua setuju, atau masih ada sejumlah pihak yang merasa belum sejalan dengan keuntungan skema tersebut. Direktur Eksekutif Institute for Development of Economic and Finance (INDEF) Enny Sri Hartati, menjelaskan, dengan menjadi anggota TPP, belum tentu Indonesia bisa mendapatkan keleluasan dalam melakukan kegiatan perdagangan. Justru, bisa menciptakan persaingan ketat di antara negara anggotanya. “Menurut Bank Dunia pada 2014, porsi ekspor manufaktur terhadap total ekspor Negara anggota TPP rata-rata di atas 50 persen, sedangkan porsi ekspor terhadap total ekspor Indonesia masih kecil, yaitu hanya 8,6 persen,” kata Enny dalam acara Focus Group Discussion (FGD) oleh Forwin di Gedung Kemenperin, Rabu (1/6/2016).