KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah Indonesia memperkirakan kebutuhan investasi untuk mengembangkan listrik berbasis energi baru terbarukan (EBT) sebesar 8,2 Giga Watt (GW) mencapai US$ 14,2 miliar. Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) Eniya Listiani Dewi mengatakan, pengembangan EBT ini sejalan dengan komitmen Indonesia dalam Paris Agreement dan target Net Zero Emission (NZE) di 2060. "Kita memerlukan investasi hingga tahun depan (2025) investasi hingga US$ 14,2 miliar guna menaikkan kapasitas dari renewable itu hingga 8,2 gigawatt (GW). Kita bisa menaikkan bauran energi terbarukan tahun depan dari 13% menjadi 21%," kata Eniya dalam siaran pers, Rabu (4/9).
Indonesia Butuh US$ 14,2 Miliar untuk Kembangkan Listrik Berbasis Energi Terbarukan
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah Indonesia memperkirakan kebutuhan investasi untuk mengembangkan listrik berbasis energi baru terbarukan (EBT) sebesar 8,2 Giga Watt (GW) mencapai US$ 14,2 miliar. Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) Eniya Listiani Dewi mengatakan, pengembangan EBT ini sejalan dengan komitmen Indonesia dalam Paris Agreement dan target Net Zero Emission (NZE) di 2060. "Kita memerlukan investasi hingga tahun depan (2025) investasi hingga US$ 14,2 miliar guna menaikkan kapasitas dari renewable itu hingga 8,2 gigawatt (GW). Kita bisa menaikkan bauran energi terbarukan tahun depan dari 13% menjadi 21%," kata Eniya dalam siaran pers, Rabu (4/9).