Indonesia Catat Jemaah Haji dan Umrah Terbanyak, Vaksinasi Harus Jadi Prioritas



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indonesia mencatat negara dengan jumlah jemaah haji dan umrah terbanyak. Untuk itu, vaksinasi terhadap jemaah haji dan umrah ini menjadi penting untuk dilakukan.

Untuk diketahui, berdasarkan data Kementerian Agama RI, sebanyak 1.368.616 jemaah umrah dari Indonesia pada tahun 2023, dari jumlah tersebut sebagian besar adalah jemaah umrah berusia dewasa dan lansia, yang memiliki penyakit komorbid seperti riwayat penyakit jantung, asma, diabetes, hipertensi dan penyakit kronis lainnya. 

Tidak hanya umrah, kuota Indonesia pada penyelenggaraan ibadah haji 1445 H/2024 M sebesar 221.000 jemaah. Selain itu, Indonesia juga mendapat kuota tambahan sebesar 20.000 jemaah. Sebanyak 10.000 kuota tambahan diperuntukan bagi jemaah haji reguler, sementara 10.000 lainnya untuk jemaah haji khusus. Sehingga total jamaah haji Indonesia tahun ini berjumlah 241.000 orang, terdiri atas 213.320 jamaah dan 27.680 jamaah haji khusus. Menjadikan kuota jamaah haji tahun ini terbesar sepanjang sejarah.


Baca Juga: Ini Aturan Terbaru Ibadah Haji 2024 dari Pemerintah Arab Saudi

Oleh karena itu, risiko gangguan kesehatan saat menjalani ibadah menjadi lebih tinggi. Maka, jemaah umrah perlu persiapan dan perlindungan khusus untuk menjaga kondisi tubuh yang sehat, agar ibadah umrah berjalan lancar, aman, dan nyaman.

Presiden Direktur PT Kalventis Sinergi Farma, Ridwan Ong mengatakan vaksinasi adalah salah satu pencapaian terbesar umat manusia sebab dapat mencegah 5 juta kematian setiap tahunnya, melindungi terhadap lebih dari 20 penyakit serta cara pencegahan penyakit yang efektif dari segi biaya (cost-effective).

“Berbicara mengenai umrah, di Indonesia, jemaah umrah mencapai lebih dari 110.000  per bulan. Secara global, estimasi jemaah umrah pada 2023, mencapai 13,5 juta jemaah. Ini berarti, terdapat banyak sekali orang dari berbagai negara berkumpul di satu tempat yang melakukan rangkaian ibadah umrah sehingga risiko kesehatan pun meningkat,” ungkap Ridwan saat ditemui Kontan, di kawasan Jakarta Pusat, Rabu (8/5).

Risiko kesehatan tersebut di antaranya tersebarnya penyakit menular seperti meningitis serta Infeksi Saluran Pernapasan Atas (ISPA) seperti flu dan komplikasinya.  

Alasan lain pentingnya vaksinasi sebelum umrah adalah banyaknya jemaah anak-anak dan orang lanjut usia yang termasuk kelompok rentan atau at risk. Dengan melakukan vaksinasi yang direkomendasikan, kita bisa membantu saling melindungi satu sama lain dan menciptakan kekebalan kelompok atau herd immunity. 

Dalam hal ini, Kalbe juga berkerjasama dengan Perhimpunan Alergi Imunologi Indonesia (Peralmuni), Pengurus Pusat Perhimpunan Kedokteran Haji Indonesia (PP Perdokhi ), Ahli Neurologi Anak hingga KKP Kelas 1 Soekarno-Hatta. 

“Masyarakat Indonesia pada umumnya mempunyai predisposing faktor penyakit tidak menular dan beberapa penyakit menular, termasuk jemaah umrah terutama mereka yang berusia dewasa dan lansia. Pada saat berada di Tanah Suci mereka akan bertemu dengan orang-orang yang berasal dari berbagai negara didunia yang mungkin juga mempunyai faktor risiko penyakit, berdesak-desakan, berada pada kepadatan tinggi, iklim yang berbeda dan kadang ekstrem, kelelahan, yang menyebabkan risiko terjadinya gangguan kesehatan atau sakit berat, akibat penyakit menular maupun tidak menular. Oleh karena itu perilaku hidup bersih dan sehat, serta upaya pencegahan penyakit sangat diperlukan, agar tubuh kita terlindungi,” ungkap Kepala KKP Kelas 1 Soekarno-Hatta, Naning Nugrahini, SKM, MKM.

Sejumlah upaya dapat dilakukan untuk mengatasi risiko penyakit menular dan tidak menular menjelang umrah. Beberapa di antaranya, mengkonsumsi obat sesuai petunjuk dokter untuk jemaah umrah yang memiliki penyakit, menjalankan protokol kesehatan (perilaku hidup bersih dan sehat atau PHBS), minum air yang cukup dan asupan makanan dengan gizi seimbang.

Selain itu, demi memastikan ibadah haji dan umrah berjalan lancar dan jamaah tetap sehat, Pemerintah Indonesia beserta berbagai instansi terkait rutin melakukan edukasi PHBS, pengecekan kesehatan, hingga vaksinasi sebelum keberangkatan. Dorongan hingga imbauan vaksinasi juga dilakukan oleh Pemerintah Arab Saudi sebab vaksinasi terbukti efektif untuk mencegah paparan penyakit menular, diantaranya vaksin meningitis dan influenza.

Baca Juga: Jemaah Haji Harus Waspada MERS-CoV, Begini Cara Penularannya Menurut Kemenkes

Di sisi lain, Ahli Neurologi Anak, Dr. dr. R. A. Setyo Handryastuti, Sp.A(K)., mengungkapkan, berdasarkan data pada bulan Januari 2023, terdapat dua kasus meningococcal meningitis yang dilaporkan di Riyadh. Sedangkan pada tahun 2022, terdapat total 12 kasus meningococcal meningitis yang dilaporkan di seluruh Arab Saudi. Meningitis atau radang selaput otak merupakan gangguan kesehatan yang disebabkan oleh penyakit meningokokus invasif (IMD). 

Gejala klinik spesifik dari penyakit ini ialah pasien merasakan sakit di kaki, dingin di tangan dan kaki, perubahan warna kulit abnormal seperti pucat atau bintik-bintik. Namun, IMD berkembang pesat dari gejala non-spesifik, menyebabkan konsekuensi yang parah dan mengancam jiwa dalam waktu 15-24 jam. Bahkan, IMD sulit didiagnosis secara dini. 

“Gejala non-spesifik terjadi dalam 4–12 jam, seperti demam, gelisah, gejala gastrointestinal, dan sakit tenggorokan. Dalam 12–15 jam, terjadi ruam hemoragik, nyeri leher, meningismus, fotofobia. Kondisi selanjutnya, pada 15–24 jam, terjadi kebingungan atau delirium, kejang, tidak sadarkan diri, hingga berisiko mengancam jiwa.” jelas Dr. dr. R. A. Setyo Handryastuti, Sp.A(K).

Selain terdapat risiko bahaya penyakit meningitis pada jemaah umrah, penyakit influenza juga perlu diwaspadai karena menjadi kuman infeksi saluran napas. Selama beberapa tahun terakhir infeksi saluran napas merupakan penyakit paling sering untuk jemaah Indonesia selama penyelenggaraan ibadah Haji di Arab 

Studi di Arab Saudi menunjukkan  sekitar 60% jemaah yang berkonsultasi di Klinik Primer Mina datang dengan keluhan infeksi saluran napas. Untuk jemaah yang dirawat inap di rumah sakit hampir 40% disebabkan pneumonia, bahkan jemaah yang dirawat ICU 67% disebabkan infeksi saluran napas. 

Berdasarkan hasil studi Balkhy yang dilakukan pada 500 pasien jemaah haji, ditemukan bahwa sebanyak 56% jemaah dengan infeksi saluran napas terbukti disebabkan virus influenza.

“Ketika flu menyerang orang dengan usia senior dan memiliki penyakit komorbid, dapat berisiko berat. ISPA dan pneumonia pun masih menjadi penyakit terbanyak yang ditemui pada jemaah haji Indonesia selama penyelenggaraan kesehatan haji di Arab Saudi pada Tahun 2023. Inilah pentingnya jemaah membutuhkan vaksin influenza untuk memberikan proteksi diri selama menunaikan ibadah umrah,” tutur Ketua Umum PP PEerdokhi, Dr. dr. Syarief Hasan Lutfie, Sp.K.F.R, MARS, AIFO-K.

Di akhir media discussion, Prof. Dr. dr. Iris Rengganis, Sp.PD-KAI, Ketua Peralmuni mengimbau masyarakat Indonesia yang berencana untuk ibadah umrah ke Tanah Suci agar melindungi diri  sebelum perjalanan dengan vaksinasi yang direkomendasikan oleh Kementerian Kesehatan Arab Saudi. 

“Vaksinasi juga memberikan manfaat yang tak kalah penting yaitu saling melindungi satu sama lain serta diharapkan jemaah umrah tetap sehat saat kembali ke tanah air. Masyarakat dapat secara aktif meminta layanan vaksinasi kepada dokter dan fasilitas kesehatan atau melalui agen travel yang mengurus keberangkatan umrah,” tutupnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Herlina Kartika Dewi